JOMBANG, KabarJombang.com – Liga 3 Jawa Timur (Jatim) sudah bergulir sejak awal Desember 2023. Tidak adanya PSID Jombang tampaknya harus membuat masyarakat gigit jari.
Pasalnya, tim kebanggaan masyarakat Kota Santri itu memang tidak ikut andil mengikuti kompetisi Liga 3 Jatim musim 2023/2024 ini.
Hadirnya ketua Askab PSSI Jombang baru juga tidak menjawab keberadaan Laskar Kebo Kicak ini di pertandingan di tingkat provinsi.
Sementara itu, menurut beberapa warga yang ditemui KabarJombang.com, mereka mengaku sangat kecewa kenapa PSID absen di Liga 3 Jatim musim ini.
“Kalau dibilang kecewa yah pasti. Apalagi sepak bola di Jombang ini kayaknya seperti mati gitu. Hiburan untuk masyarakat dari olahraga sepak bola juga jarang jadi kecewa sekali,” ucap Mahmud warga Kepuhkembeng, Jombang, Kamis (7/12/2023)
Warga lainnya saat dikonfirmasi, menyebut bahwa masalah yang ada di PSID ini memang kompleks dan sepertinya sulit untuk dijelaskan bahkan diselesaikan.
“Sepertinya banyak masalah yah, sampai harus absen. Kenapa tidak diselesaikan dengan duduk bersama saja antara beberapa pihak, mungkin dari Pemkab, PSSI Jombang sama suporter. Kecewa juga kalau PSID tidak tampil musim ini, minimal tahun ini bisa evaluasi, supaya musim depan bisa tampil,” ujar Shofa warga Peterongan saat dikonfirmasi.
Ketua Asosisasi Kabupaten (Askab) PSSI Jombang, M. Syarif Hidayatullah atau akrab disapa Gus Sentot mengatakan, memang sejak awal ia menjadi ketua Askab PSSI Jombang ia tidak menjanjikan nasib PSID Jombang.
Tim yang berdiri sejak tahun 1953 itu memang sangat diharapkan bisa menjadi wadah untuk memperkenalkan Kabupaten Jombang ke ranah nasional lewat sepak bola.
Namun, pada kenyataannya, mengikuti turnamen provinsi saja tidak. “Sejak awal saya itu, tidak pernah menjanjikan tentang PSID,” ucap pria yang juga Anggota DPRD Jombang ini.
Gus Sentot melanjutkan, untuk kepengurusan Askab PSSI Jombang tahun ini, memang pihaknya akan lebih fokus untuk pembinaan sepak bola kelompok usia.
“Sejak awal juga saya sering memberikan komentar, kalau PSSI Jombang sementara ini fokus pembinaan usia dini,” katanya menambahkan.
Hal itu ia jabarkan bukan tanpa alasan, memang ada beberapa alasan mengapa Askab PSSI Jombang lebih memilih pembinaan sepak bola usia dini ketimbang harus meramut PSID Jombang.
“SSB yang ada di Jombang yang bisa mengikuti Piala Suratin cuma dua klub yang memiliki lisensi,” ungkapnya.
Dengan memfokuskan pada sepak bola usia muda, ia berharap nantinya banyak bermunculan bibit muda pemain sepak bola dan juga Askab PSSI Jombang bisa menambah lisensi klub SSB di Jombang.
“Saya berharap dibawah kepemimpinan saya lisensi ini (SSB di Jombang) harus bertambah dan dari awal saya tidak pernah menjanjikan tentang PSID,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Klub kebanggaan masyarakat Kabupaten Jombang, PSID makin mengenaskan nasibnya. Meski sudah revolusi kepengurusan ditubuh Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Jombang.
Seperti diketahui, kompetisi Liga 3 Jatim tahun 2023/2024 sudah digelar pada bulan Desember 2023 dan PSID Jombang absen. Klub berjuluk Laskar Kebo Kicak itu tak ada dalam daftar peserta Liga 3 Jatim 2023/2024 yang dirillis oleh Asprov PSSI Jatim.
Gus Sentot membenarkan ketidak ikut sertaan PSID Jombang dalam kompetisi resmi PSSI kasta ketiga tersebut. Bahkan, ia menegaskan tidak hanya PSID Jombang saja, namun tiga klub yang berasal dari kota santri juga absen.
“Iya, tidak ikut, tidak ada wakil dari Jombang. Ada tiga klub yang kita naungi tidak ikut semua mulai dari PSID Jombang, Akor FC Jombang dan Rajawali Biru,” imbuhnya.
Pria yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Jombang itu akan mengupayakan hering dengan Pemerintah Kabupaten Jombang mengenai nasib sepak bola di kota santri. “Untuk PSID Jombang kami masih mencari manajer, kami juga minta hering dengan Pemkab Jombang,” pungkasnya.
Diketahui Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur memastikan kompetisi Liga 3 Jawa Timur akan digelar mulai 5 Desember mendatang.
Sebanyak 54 tim kontestan ini akan terbagi di 14 grup dengan sistem kompetisi penuh dengan dua kali home tournament. Sistem ini dipilih karena menyesuaikan dengan ketentuan Perpol dan keadaan infrastruktur. Dari 14 grup ini, 12 grup berjumlah empat tim dan dua grup berisi tiga tim.
Masing-masing juara dan runner-up grup lolos ke babak kedua. 28 tim yang lolos di babak kedua kembali dibagi dalam 7 grup. Juara dan runner-up grup plus 2 tim peringkat ketiga terbaik melaju ke babak selanjutnya (16 besar) .
Di babak pertama hingga 16 besar, akan digelar dengan sistem grouping, kemudian dari 8 besar sampai final menggunakan sistem knock out. Artinya, setiap tim akan bertanding sebanyak enam kali di babak pertama.
Kemudian tiga kali tanding di babak 32 besar dan 16 besar. Begitu memasuki babak 8 besar sampai ke final, setiap tim akan bertanding satu kali.