Misteri dan Sejarah Dewi Kilisuci Serta Eyang Sakti di Gunung Pucangan Jombang

Tim "Jombang Bukan Misteri" KabarJombang.com bersama juru kunci di pendopo makam Dewi Kilisuci, area makam Gunung Pucangan, Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Jombang Dewi Kili Suci. (Foto: Tim)
  • Whatsapp

NGUSIKAN, KabarJombang.com – Terdapat dua makam di antara tiga belas makam yang dianggap sebagai makam orang-orang sakti di kawasan Gunung Pucangan, Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang, yakni Dewi Kili Suci dan Eyang Sakti.

Juru kunci Gunung Pucangan, Purwanto mengatakan, Dewi Kilisuci adalah puteri dari Raja Airlangga dari Kerajaan Kadiri (kini bernama Kediri). Konon, sang puteri rela meninggalkan hiruk-pikuk kerajaan lantaran menolak menjadi Ratu Kadiri sesuai keinginan sang Raja.

Baca Juga

Ditemani 3 dayang-dayang, sang puteri kemudian melakukan perjalanan untuk mengasingkan diri. Hingga kemudian, Dewi Kilisuci bertemu dengan pembabat alas atau sesepuh di Gunung Pucangan. Dan selanjutnya, Dewi Kilisuci bersama para dayang setianya tinggal di padepokan yang didirikan Mbah Sumo, hingga akhir hayatnya.

“Dewi Kilisuci seorang putri dari Raja Airlangga. Beliau sengaja meninggalkan kerajaan karena tidak mau menjalankan apa yang jadi keinginan raja untuk menjadi pemimpin. Akhirnya memutuskan perjalanan sampai di padepokan Gunung Pucangan sini dan bertemu dengan sesepuh di sini hingga akhir hayatnya,” tuturnya pada tim “Jombang Bukan Misteri” KabarJombang.com

Alasan penolakan menjadi Ratu, terang Purwanto, karena Dewi Kilisuci memagang teguh prinsip hidupnya, di mana sang puteri mau menjadi Ratu jika rakyatnya sudah sejahtera.

“Menolak menjadi Ratu, karena Dewi Kilisuci memang tidak mau kalau rakyatnya tidak sejahtera dulu. Ibaratnya, rakyatnya harus bisa kenyang dulu, kalau nggak kenapa jadi pemimpin,” jelasnya.

Purwanto juga meluruskan, salah satu tokoh yang pemakamannya berada di area Gunung Pucangan ini, beredar nama “Maling Celuring” di tengah masyarakat. Ia menolak jika nama Maling Celuring berada di area Gunung Pucangan. Sebenarnya, kata Purwanto, yang dikenal dengan sebutan itu adalah bernama “Eyang Sakti”

“Julukan itu salah. Eyang Sakti itu bukan Maling. Ini yang harus diluruskan. Beliau orang sakti yang memang dulu suka memberi rezeki kepada orang yang tidak mampu. Tapi bukan maling atau pencuri yang dikenal sebagai maling baik hati. Sekali lagi, bukan,” tegasnya.

Dikatakannya, informasi terkait julukan tersebut membuat orang salah paham, sehingga cerita-cerita tersebut terbentuk secara tidak benar.

“Di sini makam orang sakti dan baik. Pada waktu itu, banyak sekali membantu orang dan akhirnya banyak orang segan. Sampai sekarang ini, banyak orang ke sini untuk mendoakan leluhur sekaligus ngalap barokah dari Allah SWT lewat lelulur. Karena memang di sini tokoh yang dapat dijadikan panutan,” ungkapnya.

Di kawasan Gunung Pucangan, terdapat dua bunga yang dipercaya sarat mistis. Bernama bunga “Sido Jodo” dan “Sido Wayah”. Konon, siapapun yang berziarah ke Gunung Pucangan dan bertepatan kedua bunga tersebut sedang mekar dari pohonnya, dipercaya yang bersangkutan akan segera mendapatkan jodoh dan hidup bersama jodohnya ini akan langgeng.

Apalagi, kalau kedatangannya berziarah ke Gunung Pucangan ini, berdua dengan pasangannya dan bertepatan dengan kedua bunga tersebut sedang mekar.

“Kepercayaannya begitu. Tapi semua pastinya kembali ke Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Bunga sido jodo dan sido wayah, dipercaya menjadi isyarat perjodohan jika ke sini mendapatkan dua bunga tersebut sedang mekar. Filosofinya, wayahe jodoh (sudah waktunya berjodoh),” paparnya.

Soal hal mistis di area Gunung Pucangan, lanjut Purwanto, diakuinya sangat kuat. Tidak sedikit kejadian-kejadian tidak masuk akal terjadi di kawasan ini. Mulai kesurupan, atau hal mistis lainnya. Dia menyampaikan, kejadian mistis tersebut tergantung niat peziarah datang ke Gunung Pucangan.

“Di sini sering, pengunjung atau peziarah diperlihatkan sosok-sosok gaib. Ya sering terjadi kesurupan. Setiap yang ke sini kalau niat dan hatinya nggak bersih, pasti gampang sekali kesurupan,” tutupnya.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait