DIWEK, KabarJombang.com – Kebokicak yang diyakini bernama asal Joko Tulus, setelah disabda sang kakek karena saking nakalnya, kemudian berguru di sebuah padepokan yang berada di Dusun Sumoyono, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Konon, di perguruan itulah, Kebokicak bertemu dengan Surontanu dan sama-sama berguru di sana. Guru keduanya, dikenal dengan nama Mbah Kusir. Namun, ada sebagian cerita versi lain yang berkembang, Mbah Kusir ini juga disebut sebagai Ki Ageng Sumoyono, yang merupakan guru Kebokicak serta Surontanu.
Mbah Kusir sebagai guru dua tokoh legenda Jombang ini, dibenarkan salah satu keturunan atau ‘canggah’ atau dikenal umum anak cicitnya Mbah Kusir. Hanya saja, canggah Mbah Kusir ini tidak mau namanya dipublikasikan. Saat “Jombang Bukan Misteri” KabarJombang.com melukan syuting, pihaknya juga tidak berkenan masuk kamera.
“Betul sekali, Mbah Kusir dulunya adalah guru dari Kebokicak dan Surontanu saat itu. Ya di sinilah tempat Kebokicak dan Surontanu menimba ilmu,” tuturnya.
Soal berguru di bidang keilmuan apa, pihaknya mengatakan beragam. Mulai belajar ilmu pengetahuan, ilmu kehidupan, hingga kadigdayaan.
Ihwan pertarungan antara Kebokicak dan Surontanu, Canggah Mbah Kusir ini membenarkan peristiwa itu. Hanya saja, pihaknya tidak mengetahui secara pasti penyebab keduanya bertarung hingga lama dan berpindah-pindah tempat.
“Pertarungan itu memang benar, namun tarungnya karena apa saya tidak tahu pasti. Cerita yang beredar mengemai masalah pertarungannya, saya tidak tahu. Tapi sempat saya dengar bahwa pertarungannya juga karena merebutkan ilmu ‘kidang kencono’. Hanya sebatas itu yang saya tahu,” jelasnya.
Di lokasi selanjutnya, yakni Dusun Pranggang, Desa Brambang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, juga beredar informasi jika dusun Pranggang merupakan asal usul Mbahnya Kebokicak.
“Kalau dari cerita orang-orang dulu iya. Di sini dikatakan tempat Mbah-mbahnya Kebokicak. Jadi kebokicak juga ada cerita di sini. Ada tiga makam sebagai pembabat alas di sini dan dipercaya ada hubungannya dengan Kebokicak,” ungkap Sugeng Santoso, Kepala Dusun (Kasun) Pranggang.
Mengenai kepastian keberadaan tiga makam yang dipercaya sebagai Mbah Kebokicak dan penamaan Dusunnya dengan nama Pranggang, pihaknya mengaku tidak tahu.
“Kalau itu saya tidak tahu pasti, itu orang sepuh-sepuh sini yang lebih paham. Tapi beliau-beliau sudah meninggal. Tapi ceritanya, ada kisah Kebokicak di sini dan Dusun di sini dinamakan Pranggang itu,” pungkasnya.
Tiga makam yang diyakini Mbah-nya Kebokicak, berada di dalam area TPU Dusun Pranggang.
Namun dibedakan dengan pagar tembok mengelilingi ketiganya. Di samping kijing makan, terdapat tulisan Arab Pego (nama yang ditulis dengan huruf Arab) yakni Sosrobahu, Surondhono, dan Sri Utari.
Hanya saja, lokasi TPU cukup jauh dari lokasi permukiman. Untuk mencapai ke sana, harus melewati areal persawahan.