JOMBANG, KabarJombang.com – Keluarga almarhum Kasiyanto (31) seorang tenaga kesehatan (Nakes) asal Dusun Kwayuha, Desa Pucangro, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, yang meninggal terkonfirmasi positif Covid-19 pada Minggu 1 November 2020 lalu, dikabarkan sudah menjalani aktivitas secara normal dan sehat.
Joko (45) kakak dari Alm Kasiyanto mengatakan, usai masa karantina selama 14 hari, terhitung sejak Sabtu 7 November 2020 kemarin, pihaknya mengaku dalam kondisi sehat. Baik dari keluarga Joko maupun kedua orangtuanya. Ia mengatakan sudah menjalani rapid test Senin (9/11/2020) sekitar pukul 09.00 WIB tadi di RSNU Jombang. Hasinya, negatif dan dinyatakan sehat.
“Alhamdulillah keadaan saya dan keluarga sehat. Pagi ini sekitar jam 09.00 WIB kita sudah melakukan rapid test di RSNU dan Alhamdulillah tidak kenapa-kenapa, hasilnya juga negatif,” ujar Joko kepada KabarJombang.com, Senin (9/11/2020).
Ia juga mengatakan, dengan hasil rapid test negatif ini, para tetangganya juga lega dan tidak lagi merasa khawatir dengan kondisi keluarganya. Ia beserta keluarga mengaku sangat kehilangan sosok Kasiyanto, karena pribadinya selama hidup sangat baik. “Ya gimana ya perasaan sedih itu pasti, tapi mau gimana lagi, sudah takdir,” pasrahnya.
Joko juga menegaskan, selama hidup Kasiyanto tidak memiliki penyakit apapun baik asma ataupun lainnya. Begitu pun saat dirawat, pihak keluarga dan Kasiyanto hanya sebatas berhubungan via online dan tidak berpesan apapun.
“Selama ini nggak pernah sakit-sakitan, sakit sesek, batuk, asma, nggak ada. Dan baru sakit waktu positif Covid-19 kemarin. Nggak masuk 3 hari, terus langsung masuk rumah sakit,” papar Joko.
Selama menjalani karantina dan sebagai keluarga terdampak Covid-19, Joko mengaku pihak keluarga tidak mendapat bantuan apapun dari Pemerintah Desa (Pemdes) setempat. Hanya pemberian vitamin dan pemantauan kesehatan dari bidan desa, sementara untuk biaya rapid tes dilakukannya secara mandiri.
“Bantuannya belum kayaknya, hanya pemberian vitamin kemarin. Perhatiannya ya, hanya dibilang akan diisolasi dan rapid tes gitu saja, biaya rapid test tadi mandiri,” ungkapnya.
“Barang-barangnya kemarin ya dikubur semua. Ya nggak tau, pokok barangnya dari rumah sakit. Kalau ada uang atau yang lain ya nggak tahu juga. Ya yang penting itu tadi. Temannya juga bilang HP-nya aja, dibuang ya saya suruh mendem gitu. Tapi HP-nya di rumah, nggak berani buka,” sambungnya.
Sementara Kasun Kwayuhan, Sumadi mengatakan, handphone milik Alm Kasiyanto masih disimpan di rumah, dan kemungkinan pihak keluarga belum berani menyentuh ponsel tersebut.
Sumadi juga mengatakan, pihak keluarga sebelumnya, sudah dibantu sembako. Namun, pihak keluarga alm Kasiyanto tidak menerimanya karena dirasa tidak kekurangan.
“Bantuan kemarin saya coba kompromi ke pihak desa dan saya ajukan tes kesehatan untuk mereka, karena sembako tidak dapat. Tapi bantuannya ya sembako itu, tapi saya hanya dengar-dengar saja kalau pihak keluarga nggak mau menerima. Saya juga mintakan vitamin ke pihak bidan desa,” kata Sumadi.
Sumadi menandaskan, bantuan yang seharusnya disalurkan berupa uang tunai, namun diwujudkan dalam bentuk sembako. Soal tersalur tidaknya bantuan tersebut kepada pihak keluarga, ia mengaku belum mengetahui secara pasti.
Baca Sebelumnya: Covid-19, Nakes RSUD Jombang Meninggal, Tetangga Korban: Terpapar di Tempat Kerjanya