JOMBANG, KabarJombang.com – Setiap anak membutuhkan asupan gizi seimbang untuk tumbuh kembang optimal dan mencegah stunting.
Penyebab stunting adalah anak mengalami kekurangan gizi kronis hingga memengaruhi produksi hormon pertumbuhan dalam tubuh.
Dikutip dari Kementerian Keseshatan RI, hormon pertumbuhan (human growth hormon) berperan sangat besar, yaitu meningkat ukuran dan volume otak, rambut, otot, serta organ-organ di dalam tubuh.
Hormon pertumbuhan ini bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak kecil sampai tumbuh besar.
Setelah dewasa, hormon ini berfungsi untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima.
Lalu, bagaimana asupan makan yang tepat untuk mencegah stunting?
Prof.dr. Damayanti R Sjarif, Ph.D,Sp.A(K) dalam webinar “Peranan Protein Hewani dalam Mencegah Stunting di Indonesia” pada Selasa (24/1/2023) memberikan panduan makan untuk mencegah stunting.
Berikut panduan makan untuk mencegah stunting yang disampaikan Prof Damayanti merujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO):
- Inisiasi menyusu dini, yaitu kurang dari 1 jam setelah bayi lahir
- ASI eksklusif selama 6 bulan
- Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan paling lambat pada anak usia 6 bulan sambil melanjutkan pemberian ASI
- Memberikan makanan pendamping ASI dengan tepat waktu, mengandung nutrisi makro dan miko yang cukup baik, aman, serta diberikan secara responsif.
Panduan makan pendamping ASI untuk mencegah stunting
Prof Damayanti mengatakan bahwa MPASI yang tepat untuk mencegah stunting adalah yang mengandung protein hewani dan energi.
Protein hewani direkomendasikan karena mengandung asam amino esensial yang lengkap.
Asam amino esensial akan mengaktivasi “m TOR-C”, semacam “saklar” pertumbuhan dalam tubuh.
“Sumber asam amino esensial yang tinggi ada di protein hewani, seperti susu, telur, ikan, ayam, dan sebagainya,” ujar Ketua Satgas Sunting Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini.
Bahkan suatu penelitian menunjukkan bahwa anak yang mengkonsumsi protein lebih dari 1 jenis dalam 1 hari, dapat menurunkan risiko stunting lebih besar.
Berikut contoh makanan pendamping ASI untuk mencegah stunting, yang direkomendasikan Prof Damayanti menurut penelitian ahli:
- Usia 6-8 bulan
ASI ditambah 1 butir telur ayam (kandungan protein 6 gram) per hari.
Untuk memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG) 200 kkal energi dan 15 gram protein per hari.
- Usia 9-11 bulan
ASI ditambah 1 butir telur ayam dan setengah hati ayam (kandungan protein 3 gram).
Untuk memenuhi AKG 300 kkal energi dan 15 gram protein per hari.
- Usia 12-24 bulan
ASI ditambah 1 butir telur ayam, 30 gram ikan kembung (kandungan protein 6 gram), dan 1 susu UHT 125 ml (kandungan protein 4 gram).
Untuk memenuhi AKG 550 kkal energi dan 20 gram protein per hari.
- Usia 24-60 bulan
Beri anak 2 butir telur ayam; 1 hati ayam atau 30 gram daging merah (kandungan protein 6 gram); 2 susu UHT 125 ml atau 30 gram teri nasi.
Untuk memenuhi AKG 1400 kkal energi dan 25 gram protein per hari.
Alternatif sumber protein hewani untuk batita
Prof Damayanti merekomendasikan beberapa sumber protein hewani sebagai panduan makan untuk mencegah stunting pada batita:
- Daging dada ayam 28 gram
Per daging dada ayam 28 gram mengandung 8 gram protein dengan kualitas tinggi 136.
- Telur ayam 50 gram
Per telur ayam 50 gram mengandung 7,5 gram protein dengan kualitas tinggi 132.
- Daging sapi cincang 28 gram
Per daging sapi cincang 28 gram mengandung 7 gram protein dengan kualitas tinggi 136.
- Ikan kembung (makerel) kalengan 28 gram
Per ikan kembung (mackerel) kalengan 28 gram mengandung 7 gram protein dengan kualitas tinggi 148.
- Susu sapi cair UHT 250 ml
Per susu sapi cair UHT 250 ml mengandung 8 gram protein dengan kualitas tinggi 136.