Pakai Bra Tidak Potensi Memicu Kanker Payudara

Dokter Hanafi Sayogo. (Ft: Anggraini).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com- Payudara bagi seorang perempuan merupakan salah satu organ vital yang wajib dijaga kesehatannya.

Demikian ini untuk menghindari kerentanan timbulnya penyakit kanker. Dan kewaspadaan terhadap penggunaan Bra (Breast Reconstruction Awareness) atau BH.

Baca Juga

Kepada Anggraini dari KabarJombang.com, dr Hanafi Sayogo spesialis bedah, pasca peringatan hari tanpa Bra atau No Bra Day, 13 Oktober 2020 lalu mengatakan. Bahwa bahan BH sejauh ini belum ada penelitian picu kanker payudara. Karena kanker payudara kebanyakan dipicu faktor hormonal.

Menurutnya, sejauh ini tidak ada potensi Bra bisa memicu kanker payudara. Masalah bahan BH nya memang belum ada penelitian.

“Nanti bisa saya baca-baca lagi. Yang jelas kanker payudaranya sendiri itu, asalnya kan dari salah satu sel yang berkembang ganas dan tidak terkontrol yang bisa menyebar ke seluruh tubuh,” papar dr Hanafi Jumat (16/10/2020).

Dikatakan, penyebaran salah satu sel yang berkembang tersebut bisa menyerang paru-paru, liver, usus dan organ tubuh lainnya. Salah satu masalah genetik yang memang sudah ada genetiknya individu orang itu rentan terhadap kanker payudara.

Selain itu, lanjut dr Hanafi, kerentanan terpicu seseorang terserang kanker payudara yang disebabkan karena beberapa faktor yakni faktor kimia, radiasi, atau hormonal.

Lebih lanjut dikatakan, jika dikaitkan dengan Bra nya itu sendiri kemungkinan disebabkan dari pewarna serap kain Bra yang terbuat dari bahan-bahan kimia yang pewarnanya bukan untuk warna kain sehingga memicu kanker payudara.

“Namun sejauh ini penelitian ya karena faktor hormonal. Semakin muda usia menstruasi semakin rentan terhadap kanker payudara. Misalnya pada usia 12 atau 16 tahun sudah menstruasi ya itu rentan terhadap kanker. Begitupun juga dengan menopause,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, faktor resiko lainnya tidak menyusui juga bisa menyebabkan kerentanan akan kanker payudara karena asi yang dikeluarkan sedikit dengan hormon yang namanya bukan lagi ekstrogen namun progesteron.

Sementara durasi waktu pemakaian Bra itu sendiri menurut dr Hanafi, jika akan berpergian keluar dari rumah disarankan untuk menggunakan Bra. Jika di dalam rumah diperbolehkan untuk tidak menggunakan Bra dan lebih waspada terhadap bahan Bra itu sendiri.

“Ya menyesuaikan sajalah dengan budaya. Untuk efek tidak menggunakan BH dalam dunia medis tidak ada masalah jika tidak menggunakn BH,” katanya.

Dikatakannya, yang lebih ditekankan dalam dunia medis adalah faktor hormonal, genetik, bahan-bahan kimia, radiasi.

“Memang bahan kimia saat ini tidak bisa dihindari. Tapi kan standart atau jenis pewarna itu sendiri pasti berbeda fungsinya.  Seperti pewarna cat,” ungkapnya.

Dokter Hanafi juga mengatakan, cara menjaga agar payudara tetap sehat dan menarik yakni perlunya kesadaran wanita untuk menjaga kesehatan dari payudaranya. Caranya dengan melakukan pemeriksaan mandiri seperti setelah menstruasi dalam jangka waktu empat hari dan payudara sudah mulai lunak.

“Begitu juga untuk bentuknya diperiksa sendiri dengan diraba bagian kiri dan kanan secara bersamaan secara simetris ada benjolannya atau tidak. Memeriksa dengan melihat dicermin, pergerakannya beda atau tidak, dilihat ada cekungan atau tidak, merah, lecet, karena itu tanda-tanda kanker payudara,” bebernya.

Ditandaskan, bahwa kanker payudara termasuk bagian atas dari keganasan kanker hingga menyebabkan kematian terbanyak pada wanita. Dan pihaknya juga mengaku bahwa setiap harinya selalu ada pasien dengan penyakit kanker payudara.

“Dan kebanyakan mereka datang atau melakukan pemeriksaanya sudah sangat lanjut atau stadiumnya sudah lanjut,” katanya.

Stadium kanker payudara itu sendiri ada beberapa level stadium. Yakni dari stadium 1 hingga stadium 4. Dan stadium 4 ini sudah penyebaran keseluruh organ tubuh. Sementara, untuk stadium 1, mulai dari benjolan yang berukuran kecil hingga 1 cm.

“Untuk stadium 3 dan 4 angka kesembuhannya setelah 5 tahun terdiagnosa itu 45 persen. Jadi separuhnyanya itu hampir meninggal. Tapi kalau stadium 1 atau 2 ya bisa panjang kehidupannya, dan pengobatannya bisa sempurna dengan operasi dan bisa sehat lagi,” ungkapnya.

Penyebab sakitnya payudara juga bisa karena kanker, infeksi, perkembangan dari payudara, nyeri karena akan menstruasi.

Jika sakitnya disebabkan karena infeksi, tambahnya maka harus dijaga kebersihannya, khusunya bagi ibu menyusui. Setiap asi habis disedot bayi harus dibersihkan, bisa dengan air sama tisu. Kebersihan badan juga dijaga.

“Perbanyak makan buah dan sayur, menghindari rokok dan alkohol, menghindari makanan yang mengandung pewarna kimia, berolahraga,”pungkasnya.

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait