JOMBANG, KabarJombang.com – Bayu Kurniawan (29), ayah bayi yang meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Pelengkap Medical Center (PMC) Kabupaten Jombang bersikukuh agar pemerintah memberikan sanksi kepada PMC. Meski ada tawaran adanya pemberian sejumlah uang, Bayu tetap menolak keras. Ia beralasan, efek jera bisa terjadi sehingga tidak ada lagi rumah sakit yang melakukan kecerobohan hingga nyawa jadi taruhan.
“Pihak berwenang harus memberi sanksi yang tegas, Dinas Kesehaatan Jombang dan IDI jangan membela rumah sakit. Ini masalah nyawa,” jelas Bayu kepada faktualnews.co, kelompok faktual media, rabu (12/8/2020). Kemarahan Bayu diakuinya cukup beralasan. Pasalnya, usai kasusnya mencuat di sejumlah media, Bayu mendapat kunjungan beberapa orang yang mengaku dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pusat yang datang ke rumahnya.
Dari komunikasi yang dibangun, Bayu menangkap indikasi IDI melindungi Rumah Sakit Pelengkap. Meskipun pada awalnya kedatangan mereka bertujuan untuk klarifikasi. Salah satu dokter yang dikatakan Bayu secara gamblang (redaksi memutuskan untuk menginisial) yakni dr.RS dari BHP2A (biro hukum pembinaan dan pembelaan anggota) IDI, meminta Bayu menyebut sejumlah nominal rupiah agar permasalahan ini tidak semakin mencuat.
“Saya diminta menyebutkan nominal uang dengan syarat kasus ini tidak dilanjutkan dan dipublikasikan lagi. Saya tidak mau, itu sama saja saya menjual nyawa anak saya,” tegas Bayu. Menurut Bayu, cara komunikasi model seperti itu (pemberian uang pengganti) sam halnya dengan tidak menghargai nyawa seseorang. Oleh karenanya, ia mendesak perawat, bidan, dokter dan Rumah Sakit Pelengkap sebagai wadah mendapatkan sanksi.
Sanksi ini baginya penting sebagai upaya memberikan efek jera agar tak terulang kembali. Sanksi tersebut bisa berupa peninjauan kembali izin operasional rumah sakit dan izin praktek dokter. “Kalau tidak ada efek jera besar kemungkinan akan terjadi lagi begini,” ujar Bayu.
Selain terbuka dengan sejumlah media, Bayu saat ini juga tengah berjuang mencari keadilan dengan meminta bantuan wakil rakyat di DPRD Jombang. Ia sudah bertemu dan menjelaskan duduk perkara bagaimana anak perempuannya bisa wafat di PMC. “Kamis besok, jam makan siang saya dipanggil ke DPRD Jombang. Katanya mau ditemukan dengan Dinkes dan rumah sakit,” tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jombang, dr.Iskandar mengatakan, tengah memverifikasi pernyataan Bayu tentang tawaran salah satu pengurus IDI Pusat itu. Namun diakuinya, tim IDI Pusat memang sempat mendatangi rumah Bayu untuk mengumpulkan data dan fakta. “Saya tanyakan dulu ya (masalah tawaran uang agar kasus tak berlanjut) karena beliau bukan pengurus IDI Jombang, tapi pengurus PB IDI,” terang Iskandar.