Geliat Prostitusi di Kota Santri Kabupaten Jombang, Tebang Pilih Mucikari

Geliat prostitusi di eks lokalisasi Tunggorono, Jombang, Rabu 4 Agustus 2021. KabarJombang.com/Istimewa/
Geliat prostitusi di eks lokalisasi Tunggorono, Jombang, Rabu 4 Agustus 2021. KabarJombang.com/Istimewa/
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Geliat prostitusi di Kabupaten Jombang yang dikenal sebagai Kota Santri, masih marak. Meskipun sering dilakukan pemberantasan oleh aparat kepolisian dengan menangkap para mucikari.

Namun, hal itu tidak membuat para mucikari yang ada di komplek eks prostitusi Tunggorono, Kabupaten Jombang ciut nyalinya. Padahal polisi mengamankan seorang perempuan yang menjual para pekerja seks komersial (PSK) sekitar bulan Juni 2021 lalu.

Baca Juga

Praktik prostitusi tetap dijalankan dengan leluasa oleh sekitar 20 orang mucikari yang ada di eks lokalisasi Tunggorono, Jombang. Tanpa adanya upaya penertiban maupun pemberantasan oleh aparat penegak hukum.

Sumber KabarJombang.com berinisial W mengatakan, setidaknya saat ini masih terdapat total 20 mucikari yang masih menjalankan bisnisnya tanpa ‘gangguan’.

“20 mucikari masih berjalan, ada yang dari Jombang sendiri adan yang dari luar Jombang,” tegasnya saat berbincang dengan media ini pada Rabu, 4 Agustus 2021 lalu.

Menurutnya, seorang mucikari di eks lokalisasi Tunggorono rata-rata mempunyai anak buah sekitar tiga orang PSK.

“Gak mesti, minim 3 PSK, dalam satu komplek ada di deretan timur dan deretan barat. Saya bisa ngomong karena sudah dalam kurun waktu cukup lama, jadi saya tahu,” tuturnya sambil mewanti-wanti namanya tidak disebutkan.

Geliat prostitusi di eks lokalisasi Tunggorono, Jombang, Rabu 4 Agustus 2021. KabarJombang.com/Istimewa/
Geliat prostitusi di eks lokalisasi Tunggorono, Jombang, Rabu 4 Agustus 2021. KabarJombang.com/Istimewa/

Soal tarif yang dibandrol oleh PSK yang ada disebutnya relatif tergantung dari kondisi fisiknya.

“Musim kayak gini ya gak mesti, tarif lihat dulu, cantik tidaknya. Setahu saya Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu, itu kalau yang sudah tua gak sampai lah,” ungkap W.

Sumber juga mengaku mengetahui tarif setor sewa kamar PSK ke mucikari, begitupun dengan uang sewa rumah yang harus dibayarkan mucikari sebagai modalnya.

“Saya sampai sewa kamarnya setornya berapa tahu saya, yang narik itu PSK dan ke mucikari. Seumpama ditarik Rp 100 ribu ke mucikari Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu. Ada sewa rumah tiap bulan Rp 3 juta lain listrik dan air mungkin total sekitar Rp 4 jutaan,” beber dia.

Dari dua deretan yang dimaksud sumber yakni mucikari di deretan timur dan barat di wilayah prostitusi tersebut satu deretan yang menurutnya relatif aman karena diduga ada setoran pengamanan ke oknum aparat penegak hukum.

“Aman semua sepengetahuan saya yang sebelah bara, kabarnya ya yang setor Rp 2 juta itu (aman) omongan dari orang-orang, tiap bulan,” tandas W.

Disinggung mengenai dunia prostitusi di Kabupaten Jombang, sumber menyebut tiga titik yang menjadi jujukan termasuk wilayah Tunggorono, termasuk eks lokalisasi di Klubuk, Kabuh.

“Saya belum pernah kesana, cuma setahu saya ada Klubuk dan Karangpakis ya masih, cuma yang gede ya dua (Tunggorono dan Klubuk) Karangpakis tidak terlalu. Masih kerja ya gapapa, kecuali dikasih solusi karena mereka juga ngingoni (memenuhi kebutuhan) keluarga,” kata sumber memungkasi.

Iklan Bank Jombang 2024

TIMELINE BERITA

Berita Terkait