JOMBANG, KabarJombang.com – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdampak pada eksistensi sejumlah pedagang di wilayah Jombang Kuliner tepatnya di Jalan Dr Seotomo, Kabupaten Jombang.
Sepinya pembeli membuat sebagian pedagang tidak dapat berjualan, karena untuk balik modal saja susah. Sehingga memilih untuk tutup sementara.
Hal tersebut dirasakan oleh salah satu pedagang pentol bakar, Bangkit memutuskan untuk tutup sementara dan memilih bekerja serabutan karena hasil penjualam selama PPKM tidak sebanding dengan biaya operasionalnya.
“Kalau memaksakan diri untuk berdagang ya gimana ya, sementara pembelinya tidak ada, kan rugi, capek, dan rugi malahan, sementara ini kerja serabutan aja dulu untuk cukupi kebutuhan,” tuturnya pada KabarJombang.com, Jumat (20/8/2021).
Nasib yang dialami oleh Bangkit juga dirasakan oleh pedagang lain yang hal ini dibenarkan oleh Koordinator pedagang Jombang Kuliner, Agus Coco yang menurutnya kebanyakan dari anggotanya libur berjualan karena untuk balik modal tidak mudah saat pembeli sepi.
“Awal-awal dulu yang terdaftar pedagang ada sekitar Rp 400-an pedagang, kesini-kesini ditambah pandemi covid-19 jadi 225. Terus sejak PPKM dan banyak jalan ditutup waktu itu dari jumlah 225 itu gak jangkep setiap harinya, mereka banyak mengeluhkan untuk balik modal saja susah, apalagi untung,” ungkapnya.
Ditambah Agus, terlebih dihari yang kebiasaan pembeli tidak keluar atau jajan maka sangat berpengaruh pada pedangang sore di Jombang Kuliner tersebut dan para pedagang haru memutar otak untuk tetap dapat berjualan.
“Saya merasakan apa yang dirasakan bolo-bolo, sepi pembeli. Jelas nanti bolo-bolo banyak yang gak jualan apalagi di hari kayak Senin sampai Kamis. Nanti kalau mau jualan lagi bingung gimana caranya cari modal untuk jualan lagi,”tambahnya.
Menrut Agus semenjak PPKM berlaku berpengaruh pada tingkat penjualan yang turun hingga 80 persen dan ingin segera bangkit.
“Penjualan turun drastis, turun sampai 80%, kalau kayak gini terus gimana nasib kita. Pokoknya gimana caranya bisa bangkit, dan dengan kondisi ini Pemerintah tidak memberikan bantuan sama sekali. Meskipun dari akhir 2020 kami mengajukan bantuan tapi belum kunjung cair, sebenarnya kita tidak minta, tapi kalau sudah dijanjikan ya kami tagih,” katanya.
Seraya berkeinginan untuk bangkit dari kondisi penjualan yang turun, Agus berharap pandemi Covid-19 ini berakhir dan selalu menjaga protokol kesehatan saat beraktifitas berjualan di Jombang Kuliner.
“Harapannya Covid-19 bisa berakhir agar ekonomi bisa tertata lagi. Kami juga di Jombang Kuliner sebisa mungkin menjaga protokol kesehatan agar semuanya aman dan sehat. Tetap bisa berjualan dan beraktifitas lancar seperti biasa,” Agus memungkasi.