DIWEK, KabarJombang.com – Pedagang telur ayam di pasar tradisional Cukir, Diwek, Jombang, mengeluh. Pasalnya, akibat pasokannya berkurang, harga telur ayam melambung tinggi.
Salah satu pedagang telur di pasar Cukir, Subandi (62) mengatakan, kenaikan harga telur ayam dan daging ayam, diperkirakan karena biaya produksi yang mulai meningkat. Demikian ini karena harga pakan ayam naik.
“Harga telur dan daging ayam, naik karena harga sapronak ( sarana produksi ternak ) seperti pakan itu kan sudah naik,” katanya saat dihubungi KabarJombang.com Minggu (5/6/2022).
Ia menyebut, meski saat ini harga di tingkat kandang atau peternak masih mengacu pada Permendag, yakni sebesar Rp 28.500 per kilo gram. Namun, biaya sapronaknya nyatanya lebih tinggi. Dengan begitu, peternak masih merugi karena biaya yang masih tinggi. Hal ini berimbas kepada pedagang dan juga pembeli.
Menurutnya, masalahan ini sama halnya seperti minyak goreng yang hingga kini tak kunjung usai. Subandi meminta agar pihak pemerintah segera memperhatikan persoalan yang menyangkut harga pangan.
“Jadi intinya sebenarnya pemerintah tidak mampu mengatasi setiap masalah yang timbul. Padahal kejadian seperti ini pernah terjadi sebelum-sebelumnya,” katanya.
“Saya harap pemerintah bisa mengendalikan harga pakan ternak. Kondisi ini hampir mirip dengan minyak goreng. Diduga ada yang memainkan harga dengan dalil bahan baku pakan ternak di dunia naik,” imbuhnya.