JOMBANG, KabarJombang – Dusun Murangagung, Desa Kebondalem, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang merupakan salah satu sentra pembuatan wajan yang berasal dari baja asli.
Mayoritas masyarakat di dusun Murangagung bekerja sebagai pengrajin wajan atau alat pertanian seperti sabit. Tak heran jika Murangagung, Jombang dikenal sebagai kampung pandai besi sejak puluhan tahun.
Salah satu pengelola UMKM wajan di Murangagung, Jombang, Rendy (32) mengatakan di tengah pandemi ini dirinya berkreasi membuat wajan anti lengket dengan berbagai ukuran, sebab wajan industri (ukuran besar dan lebar) saat ini mengalami penurunan penjualan.
“Saya merupakan generasi ketiga penerus produksi wajan, oleh karena itu saya memiliki inovasi membuat wajan anti lengket walaupun skalanya masih kecil yang berbeda dengan pabrikan,” tuturnya kepada KabarJombang.com, Sabtu (28/8/2021).
Rendy bersyukur di tengah pandemi covid-19 ini masih bisa menyerap tenaga kerjanya yang ada di lingkungan sekitar. Kurang lebih ada sekitar 16 tenaga kerja yang meliputi bidang produksi, finishing, serta packing.
“Dalam satu hari bisa menghasilkan sekitar 40 wajan ukuran besar maupun kecil, kita pengerjaannya masih manual. Dan sudah terdistribusi ke Semarang Jogja, dan Bali,” jelasnya.
Wajan anti lengket yang dihasilkan oleh tangan-tangan asli desa Murangagung, Kabupaten Jombang sangat bervariasi dan tak kalah dengan produk pabrik penampilannya. Bahkan wajan yang terbuat dari baja ini diklam awet seumur hidup dan anti penyok.
“Harga satuan wajan paling kecil diameter 20 cm seharga Rp 50 ribu, sedangkan diameter ukuran 50 cm seharga Rp 250 ribu, harganya terjangkau. Semakin sering digunakan ini semakin nyaman penggunaannya,” tambahnya.
Wajan ini juga dinilai baik untuk kesehatan proses pembuatan wajan anti lengket diproses secara alami tanpa dicat. Selain itu jika anda menginginkan bisa langsung datang ke lokasi produksi RT 04 RW 01 dusun Murangagung, desa Kebondalem, Kecamatan Bareng, Jombang atau bisa lewat marketplace.
“Di tengah pandemi covid-19 kamu tetap membutuhkan pembinaan dan dapat dilirik oleh dinas terkait, supaya produksi ini bisa berjalan terus dan tidak gulung tikar,” pungkas Rendy.