Stella Rosita Anggraini, Penyandang Disabilitas Jombang Penulis Buku Fiksi dan Puisi

Stella Rosita Anggraini, penulis buku Terbuang Tetep Sayang asal Jombang. (Foto: Anggraini).
  • Whatsapp

DIWEK, KabarJombang.com- Terbuang Tetep Sayang  adalah judul buku terbitan dari seorang penulis bernama Stella Rosita Anggraini asal Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Buku ini menceritakan tentang kisah perjalanan hidup pribadi Stella sejak kecil hingga tumbuh dewasa tanpa kasih sayang seorang ibunda.

Baca Juga

Stella adalah salah seorang penyandang disabilitas Jombang yang selalu optimis dalam meraih mimpinya. Kisah dibalik buku yang ditulisnya tersebut tentang kisah kedua orangtuanya yang bercerai sejak ia kecil karena ibundanya tak menerima Stella dalam kondisi disabel.

“Awal saya menulis buku dengan judul Terbuang Tetep Sayang ini lebih bercerita tentang pengalaman saya semasa kecil hingga besar dan bercerita tentang kedua orangtua saya, bercerai sejak saya kecil. Karena ibu saya yang belum bisa menerima anak disabilitas dari situ saya menulis buku itu. Dan mungkin memang sudah jalannya dari Tuhan gitu ya,” terang Stella kepada KabarJombang.com, Sabtu (28/11/2020).

Tidak hanya itu, Stella pun berusaha memotivasi dirinya sendiri bahwa ia mampu dan sama dengan orang-orang pada umumnya. Sepanjang hidup Stella ia dikelilingi oleh orang-orang hebat seperti sang ayah, kakek neneknya, dan keluarganya dalam menemaninya berproses hingga saat ini.

Baginya, menulis itu sangat penting karena menulis merupakan wadah dan sarana untuk mengembangkan diri dan menyalurkan hobi melalui kemampuan literasi.

Yang mampu ia buktikan dengan menerbitkan buku fiksi puisinya yang berasal dari pengalaman pribadinya, menumpahkan segala kekalutan dalam benak dan hatinya. Sehingga dibentuknya tulisan hingga menjadi lembaran halaman buku.

Stella seorang perempuan berusia 26 tahun ini merupakan alumni dari SDN Ngudirejo 2, SMPN 3 Jombang, PKBM Sanggar Belajar Yalatif Jombang, yang kini melanjutkan sekolah disalah satu perguruan tinggi swasta di Jombang dengan jurusan psikologi.

Sebenarnya Stella menginginkan jurusan Sastra Indonesia. Namun di PT Jombang tidak ada jurusan tersebut dan yang membuka mahasiswa disabilitas hanya jurusan psikologi. Sementara untuk kuliah ke luar kota pihak keluarganya tidak mengizinkan.

Menurut Stella, jangan sampai karena disabilitas itu putus sekolah. Mereka harus mempunyai pendidikan yang lebih tinggi. Karena nantinya mereka juga harus terjun ke masyarakat untuk membawa perubahan. Jangan sampai kita hanya menunggu adanya perubahan tanpa kita memulai.

“Jadi perempuan dengan disabilitas itu harus berpendidikan tinggi karena mereka juga akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya,” paparnya dengan tegar.

 

 

 

 

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait