Mengenal Penyakit Kuning pada Bayi Bersama Dokter Spesialis Anak RSUD Jombang

dr. Kadek Ayu Atrie Swarita Sp.A
dr. Kadek Ayu Atrie Swarita Sp.A (kanan) dokter spesialis anak RSUD Jombang saat menjelaskan mengenai penyakit kuning pada bayi dalam program talkshow Humas RSUD Jombang Menyapa
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Penyakit kuning adalah kondisi medis di mana kulit, mata, dan jaringan tubuh lainnya mengalami perubahan warna menjadi kuning. Ini disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan saat sel-sel darah merah yang sudah tua dihancurkan dan diuraikan oleh tubuh.

Melalui talkshow Humas RSUD Jombang Menyapa, dr. Kadek Ayu Atrie Swarita, Sp.A, M.Ked.Klin selaku dokter spesialis anak di RSUD Kabupaten Jombang menjelaskan mengenai penyakit kuning pada bayi.

Baca Juga

“Penyakit kuning pada bayi merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi yang baru lahir. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua, namun dengan pengetahuan yang tepat, kondisi ini dapat ditangani dengan baik.” ujar dr. Kadek.

Ia menambahkan penyakit kuning terjadi ketika bilirubin, yaitu zat berwarna kuning yang dihasilkan saat sel darah merah yang lama berusia pecah, tidak dapat dieliminasi dengan cepat oleh tubuh bayi. Akibatnya, bilirubin menumpuk di dalam darah dan jaringan tubuh bayi, menyebabkan kulit dan bagian putih mata bayi menjadi kuning.

“Ada dua jenis penyakit kuning terjadi pada bayi. Yakni kuning fisiologis dan kuning patologis,” imbuhnya.

Menurut penjelasan dr. Kadek, penyakit kuning fisiologis sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan pada minggu pertama kelahiran. Penyakit ini muncul pada usia bayi 2 atau 3 hari dan berlangsung hingga 14 hari namun diiringi dengan kondisi bayi tetap tampak sehat, menyusu kuat, dan gerak aktif.

Sedangkan penyakit kuning patologis muncul dalam 24 jam pertama setelah kelahiran gejala terus muncul lebih dari 14 hari. Selain itu, bayi terlihat tidak aktif, malas menyusu, penurunan berat badan yang cepat, suhu tubuh meningkat atau menurun.

dr. Kadek juga menuturkan ada beberapa tatalaksana bayi kuning, yakni melalui pencegahan, fototerapi, dan tranfusi tukar. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan secara rutin saat masa kehamilan, memberikan ASI (Air Susu Ibu) yang cukup sejak dini 8-12 kali perhari,
menjemur bayi di bawah sinar matahari.

“Untuk menyusui dengan benar, posisikan kepala, bahu, dan pinggul bayi sejajar menghadap tubuh ibu, badan bayi berada dekat dengan badan ibu, seluruh badan bayi ditopang. Sedangkan untuk menjemur bayi secara benar yakni dengan menjemur bayi selama 10 menit antara pukul 7 hingga 9 pagi,
posisikan kepala bayi agar bagian wajah tidak menghadap sinar matahari langsung.,” tuturnya.

Ia juga berpesan untuk menjaga kelancaran ASI dengan cara makan makanan yang bergizi dalam porsi dan jumlah cukup serta minum air 3-4 liter per hari, dan yang terpenting yakni menjaga untuk tidak stress dan terlalu capek.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait