KABARJOMBANG.COM – Banyak pernak-pernik menjelang datangnya Hari Raya Idhul Adha atau yang sering disebut Hari Raya Kurban, pada 1 September 2017 mendatang. Salah satu yang terunik ialah, adanya salon hewan yang akan dikorbankan pada hari Raya Idhul Adha.
Meski tempatnya tak semewah seperti salon kecantikan pada umumnya. Namun, untuk menghasilkan hewan tampil cantik jangan diragukan lagi. Sebab, dengan pengalaman pekerja menyervis kambing, membuat kambing akan semakin terlihat bersih dan memukau. Salon kambing ini berada di Desa Sengon, Kecamatan/Kabupaten Jombang.
Setelah datang di salon, kambing yang kotor bercampur bau akan berubah menjadi kinclong dan wangi. Tak ada alat kusus yang digunakan, hanya saja teknik pembersihan tubuh hewan jadi prirotas utama. Biasanya, jasa salon kambing akan ramai didatangi, menjelang H-5 hari raya kurban.
“Memang tidak ada alat kHusus yang kita gunakan untuk menyalon kambing. Tetapi kita punya teknik dalam pembersihan kambing yang kotor menjadi lebih bersih,” ujar Chalid Ishaq (40), pemilik salon kambing saat ditemui KabarJombang.com, Jumat (25/8/2017).
Dalam tahapannya, kambing yang datang ke salonnya, akan terlebih dahulu dibersihkan dan dilihat tingkat kekotorannya. Mulai dari kotoran bekas hewan itu sendiri, maupun kotoran dari tanah.
“Jika kotoran yang menempel pada bulu kambing sudah mengeras, maka akan disiram air dengan waktu yang lebih panjang. Ini digunakan agar kotoran yang menempel bisa menjadi sedikit hancur. Ini kita lakukan agar bulu kambing tidak rontok semua. Nah setelah itu, masuk dalam tahap pembersihan dengan menggunakan sabun serta semprotan air,” ceritanya.
Setelah bisa dipastikan kondisi bulu kambing bersih, maka dilanjutkan pada tahap pengeringan. Usai dibersihkan, kambing akan dilihat kondisi kesehatanya, jika ada keluhan penyakit maka akan diberikan obat dengan semacam vaksin hewan.
“Saat dipastikan semua itu terlalui. maka hewan yang usai disalonkan akan terlihat sehat dengan kondisi tubuh yang bersih. Karena kondisi ini akan membuat hewan lebih bergairah untuk makan dan siap dijadikan hewan korban yang memiliki kualitas daging yang baik,” ungkap Chalid.
Memang, tidak ada biaya yang ditetapkan dalam salon kambing milikinya. Sebab, tingkat kekotoran dan ukuran hewan menjadi penentu harga.
“Untuk ongkosnya saya tidak mentarif. Semua sesuai dengan apa yang diberikan konsumen. Sebab, rata-rata konsumen saya merupakan pembeli kambing pada peternakan saya sendiri. Tetapi tidak menutup kemungkinan, jika ada yang menyalonkan tetap dilayani,” ujarnya. (aan/kj)