JOMBANG, KabarJombang.com – Belakangan ini di Kabupaten Jombang banyak kasus bunuh diri yang penyebabnya karena depresi yang hadir karena gagalnya hubungan asmara atau ekonomi.
Banyak kasus bunuh diri karena depresi yang disebabkan dari hubungan asmara yang tidak sehat. Hubungan yang tidak sehat terkadang meninggalkan luka terdalam pada korban, sehingga korban tersebut akan sulit untuk mengenal dan mempercayai orang baru, takut membangun hubungan asmara atau takut jatuh cinta.
Depresi merupakan dampak dari seorang individu yang mengalami patah hati atau kegagalan asmara, hubungan yang tidak sehat sebenarnya dapat diatasi apabila seseorang tersebut menyadarinya dari awal, sehingga depresi tidak akan terjadi karena seseorang benar benar terluka.
Depresi adalah penyakit mental yang bisa dipicu oleh ketidakstabilan emosi dan hormon otak dalam jangka panjang. Depresi bisa juga dipicu oleh suatu trauma di masa lalu, misalnya putus cinta. Namun pada beberapa kasus, depresi bisa muncul tanpa didahului oleh pemicu apapun.
Depresi bisa berdampak buruk pada suasana hati, perasaan, stamina, selera makan, pola tidur, dan tingkat konsentrasi penderitanya. Saat depresi, kita akan merasa hilang semangat atau motivasi, putus asa dan nelangsa, terus-menerus merasa sedih dan gagal, dan mudah lelah.
Gejala depresi karena patah hati seperti menarik diri dari lingkungan sosial dan keluarga, kerap kali merasa sedih, hampa, atau putus asa hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari.
– Hilang semangat, motivasi, energi, dan stamina seolah-olah tidak ada harapan lagi, sulit mengambil keputusan
– Makan lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya. Penurunan berat badan atau kenaikan berat badan drastis, tidur lebih sebentar atau lama dari biasanya
– Tidak mampu atau kehilangan minat untuk bergerak hingga sulit berkonsentrasi dan berpikir jernih
– Sulit mengingat, merasa bersalah, gagal, dan sendirian, berpikiran negatif secara terus-menerus. Mudah kecewa, marah, dan tersinggung ditambah dengan rasa cemas yang berlebihan.
– Sulit menjalani kegiatan sehari-hari
– Hilang minat pada hal-hal yang biasanya dinikmati dan adanya pikiran untuk bunuh diri dan atau mencoba bunuh diri.
Menurut Koordinator Bidang Pendidikan PSW (Pusat Studi Wanita) Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, Siti Arifah yang juga dosen di Fakultas FKIP, Prodi Bimbingan Konseling Undar menyebut jika tidak menjalin hubungan untuk remaja alias menjomblo punya kesempatan untuk mengembangkan diri yang lebih baik.
Hal itu mungkin bisa dilakukan sebagai langkah antisipatif dari diri sendiri, khususnya para remaja, supaya tidak mudah depresi.
“Ada sebuah penelitian, bahwa remaja yang tidak pacaran atau jomblo pada masa SMP dan SMA memiliki keterampilan sosial yang baik dan tingkat depresinya lebih rendah,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Kamis (9/11/2023).
Selain itu, status tanpa kekasih atau jomblo, menurutnya lebih memiliki keuntungan secara psikologis. Para jomblo akan lebih banyak teman dan juga dapat lebih baik dalam menjaga hubungan dengan teman, keluarga, ataupun tetangga dibandingkan dengan mereka yang memiliki pasangan.
“Emosi lebih stabil, karena masalah dalam sebuah hubungan dapat membuat emosi seseorang fluktuatif dibandingkan dengan mereka yang jomblo. Lebih mandiri, Hal ini didasarkan karena mereka lebih terbiasa tidak bergantung dengan pasangan,” katanya.
Kemudian, para jomblo bisa lebih fokus untuk mencapai karier, disebabkan tidak ada gangguan seperti masalah atau drama dalam hubungan. Para jomblo akan lebih fokus pada pendidikan dan pekerjaan mereka, sehingga memiliki waktu yang lebih untuk mengembangkan diri.
“Apapun itu, ia melanjutkan, jomblo karena pilihan atau jomblo karena keadaan, bertahan di status jomblo itu tidak menjadi masalah. Banyak yang memilih jomblo karena memang kemauannya, mereka fokus untuk pengembangan diri, mau sembuh dulu dari “luka” dari hubungan sebelumnya, apapun alasannya, asalkan tidak merugikanmu, maka lakukanlah,” pungkasnya.