Kemarau, Air Sumur di Karangdagangan Jombang Menyusut

Tampak Atem (50) saat menimba air bersih di sumur Dusun Karangturi, Desa Karangdagangan, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang, Sabtu (16/10/2021). KabarJombang.com/M Faiz H/
Tampak Atem (50) saat menimba air bersih di sumur Dusun Karangturi, Desa Karangdagangan, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang, Sabtu (16/10/2021). KabarJombang.com/M Faiz H/
  • Whatsapp

BANDARKEDUNGMULYO, KabarJombang.com – Di musim kemarau, sumber mata air di sumur Dusun Karangturi, Desa Karangdagangan, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang mulai menyusut.

Menurut salah seorang warga, Atem, dikala musim kemarau kebanyakan warga setempat berbondong-bondong mengantri untuk mengambil air bersih di sumur Dusun setempat. Hal itu terbiasa dilakukuan warga untuk mengantisipasi kekurangan air bersih terhadap kebutuhan pokok di rumah.

Baca Juga

“Ya kalau pas musim kemarau itu pasti air di sumur ini mengkurang gitu. Seperti saat ini kan musim kemarau, jadi kalu tiap pagi hari itu banyak warga di sini mengantri untuk mendapatkan air bersih dari sumur ini. Banyak yang ngantri itu sudah biasa, ya mereka mengantisipasilah gitu takut kekurangan air bersih untuk dikonsumsi saja,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Sabtu (16/10/2021).

Tak hanya di Dusun Karangturi saja, menurut pria yang usianya sudah tak lagi muda itu menyebutkan jika terdapat 2 Dusun di Desa Karangdagangan yang kondisi air sumurnya seringkali menyusut disaat musim kemarau. Dua Dusun dimaksud yakni Dusun Karangasem dan Dusun Karangturi. Akan tetapi, hingga saat ini dirinya masih belum mengetahui penyebab dari kekurangan air bersih dimaksud.

“Dusun Karangasem sama Karangturi yang sering kondisi air sumurnya mengurang kalau musim kemarau. Kalau kejadiannya sudah bertahun-tahun ya sampai sekarang ini. Tidak tahu ya penyebabnya apa, hanya saja warga di sini sudah terbiasa,” terangnya saat ditemui di kediamannya.

Tak mudah dibayang, dikarenakan sebelum memulai pekerjaannya Atem (50) setiap hari di pagi hari harus menuju ke sumur yang berjarak sekitar 1 km dari kediamannya. Tempat sumur di Dusunnya itu bertempat di pinggir sungai kecil tepi persawahan. Dengan membawa galon dan timba, setelah besada di sumar setempat Atem harus menimba air dari sumur dan memikulnya kembali di bawa ke rumah.

“Terkadang ya bolak-balik membawa air gitu, ya kalau musim kemarau bisa jadi setiap hari 2 mengambil air di sumur. Karen takut sampai dalam airnya, nanti malahan susah menimbanya. Itu saya lakukan tiap pagi sebelum mulai bekerja,” tuturnya.

Sementara itu dirinya berupaya, agar air bersih kran yang berada di tiap rumah warga setempat bisa dirasakan biasa seperti yang lainnya. Dikarenakan menurutnya, air kran yang bereda di rumah tiap warga setempat dirasa asin. Maka dari itu, kepada yang berwewenang tentunya terhadap Pemerintah Kabupaten Jombang untuk bisa membantu dan mengatasi permasalahan yang dimaksud.

“Air kran di sini rasanya beda sama yang lain, di sini itu terasa asin-asin gimana gitu. Jadi dari dulu bagi saya jarang mengonsumsi dari air kran ini, ya takut bahaya bagi kesehatan. Kalau harapannya ya kepada pemerintah, kami berharap permasalahan ini bisa siégera diatasi dengan baik,” imbuhnya memungkasi.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait