JOMBANG, KabarJombang.com – Mainan tradisional yang kini makin ditinggalkan, tidak membuat Slamet (60) warga asal Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang menyerah. Kendati sudah 42 tahun, hingga kini ia tetapi konsisten menjadi pengrajin mainan kincir angin.
Slamet percaya bahwa mainan tradisional ini masih banyak yang membutuhkan. Karena mainan kincir angin yang ia buat ini memiliki banyak manfaat. Selain sebagai mainan untuk anak-anak, mainan kincir angin juga bisa untuk orang dewasa yang mau menghiasi kandang burung, ataupun untuk petani di Jombang guna mengusir tikus.
“Mainan ini (kincir angin) tidak hanya khusus untuk anak-anak, juga berguna untuk orang dewasa, misalnya buat burung-burung sama mengusir tikus, karena sekarang musim tikus,” kata Slamet pada Kabarjombang.com (25/08/2021)
Sejak 2006, Slamet menggelar dagangan mainan kincir angin ini di pinggir Jalan Raya Veteran, Mojoagung, Jombang. Tepatnya di dekat jembatan Miagan. Sebelumnya, ia juga pernah berjualan di Surabaya dan Malang.
Untuk membuat satu mainan tradisional ini, membutuhkan waktu beberapa hari. Mulai dari pemotongan kayu hingga pengecatan. Sedangkan untuk merakit satu mainan kincir angin, ia bisa menghabiskan waktu satu hari.
Mulai dari jam 8 pagi sampai 4 sore, mainan kincir aingin berbagai bentuk, mulai dari kincir angin biasa berbentuk kipas, bentuk anak-anak bersepeda, sampai bentuk anak-anak saling menarik dipajang Slamet di sepanjang pinggir jalan nasional di wilayah Jombang untuk menarik pelanggan datang.
Slamet menceritakan bahwa pembeli mainan kincir angin buatannya tidak hanya diminati pembeli dari Jombang saja, melainkan dari wilayah Kediri, Nganjuk, Sepanjang, dan Madiun. Biasanya para pembeli mainan tradisional ini kepincut setelah mendengar kabar dari mulut ke mulut sesama pembeli.
“Yang beli pernah dari Kediri, Nganjuk, Sepanjang, dan Madiun juga pernah, jadi tidak hanya dari Jombang. Ya memang tujuannya ke sini bukan karena lewat. Kayak gitu itu taunya ya dari mana-mana, kan mainan ini ditaruh di luar rumah jadi kelihatan gitu mungkin dari situ jadi saling tanya” jelas Slamet.
Harga beli satu mainan kincir angin buatan Slamet ini dibandrol Rp 50.000. Meski siring kali tidak ada satupun pembeli, Slamet hanya bisa pasrah dan tetap menggantungkan hidupnya pada kerajinan mainan kincir angin yang sudah menemani separuh hidupnya itu.
“Ya sering gak ada yang beli satupun, tapi ya gak apa-apa. Biasanya ada juga kok yang beli banyak, orang-orang yang datang mobilan itu. Kalau masa pandemi ini juga makin sepi, ini tadi saja baru 1 yang beli” tukasnya.
Subur Darwanto (60), salah satu pembeli mainan kincir angin mengatakan bahwa ia kebetulan lewat dan menemukan penjual kincir angin. Warga Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang kemudian terpincut dan membeli mainan tradisional itu.
“Ya ini kebetulan lewat kok nemu, jadi ya saya beli saja untuk cucu saya biar senang” kata Subur Darwanto.