GUDO, KabarJombang.com- Berawal dari seorang santri yang sering kehilangan sandalnya. Seorang warga Desa Krembangan, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, berkreatif membuat sandal ukir.
Kini, sandal ukir poduksi Krembangan, Gudo tersebut dibanjiri pemesan. Bahkan, pesanan hingga tembus luar negeri.
Sebelum dibanjirinya pesanan sandal ukir, semula Rois Rahmawan warga Krembangan yang kini menjabat sebagai Ketua sandal ukir Jombang (Sukirjo) dan guru disalah satu sekolah Ponpes di Jombang ini ngobrol santai bersama para santri saat jam kosong.
Ternyata hasil dari sharing dan obrolan santai tersebut, para santri banyak yang mengeluhkan selama hidup di pondok sandalnya banyak yang hilang.
Kemudian ia punya inisiatif membantu para santrinya dengan mengukir sandal baru milik santri. Kemudian memunculkan minat para santri di kelas untuk memesan ke Rois.
“Dulu anak-anak itu kan rata-rata sandalnya jepit, dengan alasan murah dan nyaman. Tapi kalau terus menerus hilang kan juga jadi masalah bagi para santri dan tidak bisa dibiarkan. Dan kebetulan waktu itu ada siswa yang membawa sandal baru kemudian saya tawari untuk diukir, dan ternyata satu kelas minat semua,” jelas Rois kepada KabarJombang.com, Selasa (2/3/2021).
Meski tidak adanya niatan untuk berdagang, Rois mencoba menerima dan menekuni permintaan sandal ukir. Selain itu sekaligus menuangkan hobinya dalam seni yang pada saat itu ia mulai pada tahun 2016.
Dengan bantuan sang istri yang pro aktif dalam bersosial media. Karya seni Rois banyak diminati publik hingga luar negeri.
“Setelah tiga bulan produksi, langsung kita didatangi Dinas Koperasi dan kita ditawari untuk ikut pameran di Surabaya,” katanya.
Lambat laun karena sandal ukirnya banyak pesanan dan tidak bisa ia kerjakan sendiri. Selanutnya bekerjasama dengan beberapa rekannya yang saat ini terkumpul empat orang sebagai tim intinya. Hingga membina anak-anak muda yang ada di desanya.
Dikatakan, antara tahun 2017 hingga 2018 silam, dia mengaku banyak orderan apalagi menjelang bulan suci Ramadan.
Orderan yang paling banyak didapatkan Rois yakni saat bulan Ramadan dan pesanan dari sejumlah Ponpes.
“Saat Ramadan sekitar tahun 2017 dulu, banyak-banyaknya pesanan sandal wudhu. Pernah dulu sampai ada pesanan 70 pasang, memang pasar yang paling besar ya pesanan dari donatur masjid dan Ponpes,”ungkapnya.
Tidak hanya itu, ia pun juga sempat menerima pesanan dari luar negeri seperti Jepang, Korea, Australia, USA.
Produk yang ia hasilkan mulai dari ukiran sandal jepit yang berbentuk tulisan, batik, jam, wajah untuk dipakai hingga souvenir sandal jepit yang diletakkan dipigura sebagai pajangan.
Untuk harga sandal ukir yang dibandrol Rois mulai harga Rp 25 ribu hingga Rp 350 ribu. Menurutnya sandal ukir ini merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan seperti etnik budaya yang di Indonesia.
“Kedapannya nanti ketika kita sudah bentuk tim ahli profesional sandal ukir. Rencana kita akan kerjasama dengan sekolah untuk memasukkan sandal ukir ini sebagai kurikulum yang dijadikan satu dengan kegiatan prakarya,” harapnya.
Alasannya ingin memasukkan sandal ukir di kurikulum, karena sandal jepit merupakan sandal santri dan sebagai penyampaian pesan moral.