PETERONGAN, KabarJombang.com – Rifai (62), pria tua yang tinggal di rumah buatannya sendiri dari tanah liat yang berdiri di area makam Dusun Kapas, Desa Dukuhklopo, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, ternyata tidak hidup sebatang kara.
Ini dikatakan Mujiono (29) anak Rifai yang tinggal tak jauh dari rumah Rifai, Dusun Kapas. Menurutnya, bapaknya itu masih merupakan tanggung jawabnya. Mulai makan hingga kebutuhan sehari-hari lainnya.
“Bapak (Rifai) masih ikut kami, makan juga masih sama kami,” tuturnya pada KabarJombang.com, Senin (11/1/2021).
Sementara ibu Mujiono atau isteri Rifai, masih ada dan keduanya tidak bercerai. Hanya saja, keduanya tinggal terpisah. Dia menyebut, jika bapaknya itu sukanya berpindah-pindah tempat tinggal atau tidur.
“Mengenai status pernikahan dengan ibu saya, bukan cerai tapi memang pisah. Belum sempat tahu saya waktu itu, katanya saya masih dalam kandungan,” lanjutnya.
Mujiono juga mengatakan, jika bapaknya tergolong orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Namun, kondisinya lebih baik ketimbang dulu. Ia pun meminta memakluminya, jika saat diwawancarai beberapa waktu lalu, Rifai mengatakan jika rumah yang ditinggalinya di area makam itu adalah buatannya sendiri dan dibuat dari tanah liat kuburan. Selain itu, Rifai juga mengaku sebatang kara.
“Memang Bapak ada gangguan jiwa. Tapi semakin ke sini keadaannya sudah membaik, dulu itu maunya pisah saja sama keluarga, nggak mau jadi satu. Bapak susah kalau sama orang biasanya, ya tertentu saja mau komunikasi,” ungkapnya.
Sementara Kepala Desa Dukuhklopo, Saiful Anam membenarkan, jika Rifai masih dalam proses pengobatan agar terlepas dari status ODGJ.
“Kalau dari kami selaku Pemdes mengenai kondisi sebenarnya Rifai, sudah dijelaskan tadi seperti apa yang disampaikan pihak keluarga. Pihak keluarga kan merasa keberatan dikatakan makan sendiri, tempat tinggal sendiri, dan sebatang kara. Karena pengakuan dari Rifai perlu dipertanyakan akibat kondisi gangguan jiwa,” pungkasnya.
Hanya saja, saat dikonfirmasi terkait hal ini, Kades Dukuhklopo didampingi 2 perangkat desa setempat. Mereka seolah-olah tidak terima Rifai menjadi obyek pemberitaan. Bahkan, wartawan KabarJombang.com pun sempat mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari oknum perangkat desa, yakni berbicara bernada tinggi. Meski akhirnya, sang Kades berstatemen juga.