DIWEK, KabarJombang.com – Buntut salah satu pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, petugas medis Puskesmas Brambang melakukan tracing kepada para santri di sejumlah Ponpes yang berlokasi di lingkup kerjanya.
Tracing atau pelacakan tersebut melalui skrining atau mencari kondisi penanda risiko yang belum dikenal. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi munculnya klaster baru penyebaran Covid-19 di Ponpes.
Kepala Puskesmas Brambang, drg Novie Soesilowati membenarkan, skrining pada santri-santri Ponpes di wilayah kerjanya tersebut sebagai bentuk antasipasi adanya klaster baru penyebaran Covid-19.
“Skrining ini baru kita mulai, pada hari ini di Pondok Pesantren Desa Watugaluh,” tuturnya pada KabarJombang.com, Selasa (6/10/2020).
drg Novie mengatakan, ada 16 pesantren di 9 desa yang akan menjadi sasaran skrining kesehatan terkait Covid-19. Dan akan dilaksanakan sampai 24 Oktober 2020.
“Kami sudah mendata, ada 16 pondok pesantren yang akan menjadi sasaran kami melakukan screening Covid-19. Sebagai langkah memutus rantai penyebarannya,” jelasnya.
Dijelaskannya, skrining tersebut yakni melihat gejala atau keluhan yang dirasakan para penghuni pesantren. Selain itu, pastinya dilakukan cek suhu, pertanyaan seputar gejala, dan juga saturasi oksigen.
Jika ditemukan gejala mengarah ke covid-19, lanjutnya, akan dilakukan pemisahan antar santri yang bergejala dengan yang tidak. Juga akan diberlakukan isolasi mandiri dan pemantauan dari pihak Puskesmas.
“Selebihnya, jika memang pada masa pantauan ada gejala yang lebih berat, maka akan kita lakukan tindakan sampai Swab dan juga akan dirujuk,” papar drg Novie.
Dalam pelaksanaan skrining, pihaknya sudah menyiapkan 5 sampai 15 tenaga medis (Nakes). Mereka siap diterjunkan setiap hari dengan jumlah nakes tergantung lokasi yang dituju.
“Sudah kami jadwal dan jumlahnya akan disesuaikan pada sasaran yang akan dituju. Tentunya sebagai pelindung petugas kita bekali APD (Alat Pelindung Diri) level 2,” pungkasnya.