GUDO, KabarJombang.com – Karena terdampak Covid-19. Sejak enam bulan lalu, usaha kerajinan manik-manik di Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, terhenti.
Pasalnya, mewabahnya Covid-19 yang merajalela di Indonesia, membuat ditutupnya akses pariwisata dan transportasi. Hal ini sangat berdampak bagi pengrajin manik-manik.
Pengrajin manik-manik kaca dan juga pemilik toko, Srianah (52) mengatakan, jika usaha manic-manik saat ini macet total dan tidak ada penjualan.
“Adanya pandemi usaha terhenti, perkerja juga berhenti, pesanan juga tak ada. Biasanya kita seminggu sekali setor,”ujarnya Sabtu (8/8/2020).
Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo merupakan sentra kerajinan manik-manik di Kabupaten Jombang. Di tempat ini menghasilkan kerajinan kalung, gelang, tasbih, bros dan lain sebagianya.
Srianah mengaku sebelum pandemi, banyak penjualan manik-manik kaca di distribusikan ke Surabaya, Jakarta, Jogjakarta, Kalimatan hingga mancanegara. Namun imbas pandemi ini tidak ada pesanan dari manapun.
Hal ini, kata Srianah, mengakibatkan sekitar 50 pekerja manik-manik di Gambang dirumahkan. Kini, pekerja beralih profesi menjadi kuli bangunan, bertani, berternak bahkan ada yang menganggur.
Menurut Srianah, keuntungan yang didapat sebelum pandemi, sekitar Rp 15 juta setiap bulannya. Sedangkan perminggunya omset penjualan bisa mencapai Rp 25 juta. Namun kali ini tidak, penjualan tak ada satupun.
Hal ini senada juga diungkapkan Dewi (23) pengrajin manik-manik saat ini macet total.
“Karena pandemi ini, banyak pemesan manik-manik dari luar pulau yang tidak bisa kesini,” tuturnya pada kabarjombang.com Sabtu (8/8/2020)
Dikatakan, sekitar 20 pekerja yang dirumahkan akibat tidak beroperasinya kerajinan manik-manik. Saat ini Dewi hanya mengandalkan menjual secara online, namun hasil yang ia dapatkan sedikit.