PLOSO, KabarJombang.com-Bercocok tanam atau berkebun dengan media hidroponik sebenarnya bukan hal baru. Namun di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), kegiatan ini kembali populer sebagai salah satu hobi pengisi waktu luang, maupun sebagai peluang bisnis baru.
Di Jombang juga mulai banyak warga mencoba berkebun dengan media atau sistem hidroponik. Salah satunya M Budi Setiawan atau dikenal dengan sebautan Budi Sawi, warga Desa Losari Kecamatan Ploso Jombang.
Sapaan Budi Sawi ini juga diperolehnya ketika dia mulai dikenal sebagai pembudidaya sawi pakcoy dengan cara hidroponik.
Budi sendiri memulai berkebun dengan belajar dari komunitas hidroponik Jombang. Dia menjajal langsung ilmu yang diperoleh untuk awal percobaan menanan sawi pakcoy dengan media hidroponik.
Untuk media tanam hidroponik ini semua menggunakan air, rockwool, dan yang paling penting sinar matahari secara langsung.
Rockwool biasa digunakan oleh petani hidroponik karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan media lainnya, terutama dalam hal perbandingan komposisi air dan udara yang dapat disimpan oleh media tanam ini.
Budi Sawi mengaku modal awal yang dikeluarkan untuk alat, benih dan perawatan dan lainnya sekitar Rp 3,5 juta.
Umur sawi mulai tanam bibit hingga panen cukup singkat, sekitar 28 hari. Hasil panen ini, menurut Budi, dikonsumsi istri sendiri, teman dan tetangga.
“Tanaman sawi ini lebih sehat, lebih aman dikonsumsi karena semua nonpestisida,” terang Budi, Minggu (28/06/2020)
Selain memetik untuk dikonsumsi keluarga dan teman, Budi juga mengolah hasil tanaman sawi ini menjadi jus. Uniknya, jus sawi ala Budi ini bertaste atau bercita rasa mirip alpukat.
“Jus berbahan sawi, tapi rasanya seperti alpukat, karena kita racik khusus dengan tambahan tape,” terang Budi kepada Tim Kabarjombang.com
Jus ala Budi ini dijual dengan harga per botol Rp 10.000. Seangkan untuk sawinya, karena masih proses pengenalan, harga per batang Rp 2.500.
Media tanam hidroponik ini lebih murah dan bisa dilakukan siapa saja. Karena penanamannya menggunakan lahan sisa pekarangan yang ada di rumah.
Bahkan kalau pun tidak punya sisa lahan atau pekarangan, bisa menggunakan teras rumah.