JOGOROTO, KabarJombang.com – Melonjaknya harga gula hingga tembus Rp 17 ribu per kilogram, dikeluhkan pedagang warung kopi (Warkop). Pasalnya, gula sebagai salah satu bahan dasar dagangannya, yakni wedang kopi dan teh.
Salah satu pedagang kopi di kawasan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Jombang, Ida menyebut, naiknya harga gula di pasaran sangat berpengaruh terhadap pendapatannya.. Terlebih, lanjutnya, dirinya harus menyetok gula setiap harinya di warungnya.
“Ya kalau dibilang berpengaruh, ya sangat besar bagi pedagang seperti saya. Dagangan kopi, teh dan masakan juga butuh gula. Apalagi, kalau beli gula nggak hanya satu kilo,” ucap, Mak Ida, begitu dia biasa disapa Jumat (20/3/2020).
Kondisi ini, Ida mengaku dilema antara menaikkan atau tidak dagangannya. Jika harga menu minuman tidak dinaikkan, dia mengaku keuntungannya tak sebanding bahkan merugi. Di sisi lain jika dinaikkan, dirinya harus berpikir ulang. Dikhawatirkan pelanggannya bakal berkurang.
“Pelanggannya rata-rata santri. Kasihan juga kalau dinaikkan,” ujarnya.
Biasanya, kata Ida, penjualan wedang kopi di warungnya serha Rp Rp 4 ribu sampai Rp 6 ribu. Tergantung pakai cangkir atau gelas. Saban hari, Mak Ida mengaku menyetok dua sampai tiga kilogram gula pasir.
“Segitu selalu habis tiap hari. Mau tidak mau setipa hari membeli gula. Dulu waktu harga gula masih Rp 11 ribu, ya ndak mikir-mikir untuk beli gula. Nah, saat ini sudah naik Rp 17 ribu, jadinya mikir untuk hemat gula,” pungkasnya.