JOMBANG, KabarJombang.com – Siapa sangka bahwa motor trail jadul Suzuki type TS100 tahun 1982 ini kini menjadi barang yang langka. Tak hanya yang memiliki, hanya segelintir orang saja yang kini mampu merawat motor yang sempat berjaya di era film raja dangdut Rhoma Irama itu.
Salah satunya warga Sambong, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Kolektor barang klasik dan pecinta trail jadul tersebut adalah Singgih Purwo Sasmito. Disamping kecintaannya dengan barang yang bernilai langka ketertarikannya juga berawal dari nilai histori dimasa film-film terkenal di era tahun 1980 an.
“Suzuki type TS100 adalah salah satu idola di kalangan anak muda di era tahun 80an, status ikoniknya suzuki TS series bisa jadi karena sempat di pakai si Raja dangdut Rhoma Irama dalam film Camelia,kala itu motor trail mendapat tempat yang begitu luas di hati para konsumen roda dua. Film di waktu itu banyak melibatkan varian motor trail dan ini adalah satu indikasi betapa di terimanya motor trail saat itu,khususnya film legenda Camelia, Roman Picisan, dan Rano karno,” tuturnya pada KabarJombang.com Minggu (25/7/2021).
Singgih menceritakan pula awal dia mendapatakan trail jadul tersebut dengan kondisi yang tidak layak. Damun di tangannya, motor nyentrik ini disulapnya menjadi motor yang mempunyai gengsi tinggi meskipun berawal dari besi tua.
“Awal dulu dapat unitnya ada teman di Surabaya ngasih tahu kalau ada barang ini dengan kondisi yang memprihatinkan tapi karena tahu ini trail melegenda saat itu saya langsung gas ke sana untuk cek kondisi termasuk cek originalnya. Setelah cocok saya beli dan merestorasi total ke bentuk wujud aslinya, lumayan untuk bernostalgia,” ungkapnya.
Menurut Singgih motor dengan mesin standart original 100c dengan 6 speed dan unik tersebut saat ini menembus angka Rp 20 juta jika diperjualbelikan tentunya dengan melihat histori dan kondisi barang.
“Harga beli awal dengan kondisi bahan banget dulu sekitar Rp 8.5 juta mungkin harga jual untuk sekarang dengan unitnya yang jarang ada dan semakin langka di pasaran di perkirakan Rp 20 juta an tergantung kondisi barang dan tingkat ke originalnya. Setiap tahun bisa berubah harganya untuk motor tua tergantung penjualnya juga,” jelasnya.
Saat ini oleh Singgih selain sebagai barang koleksi pribadi motor tersebut dipakainya sehari-hari sembari bernostalgia dan juga berkumpul dengan pehobi yang sama. Mereka biasanya bertukar cerita dan pengalaman mengenai kegemaran yang sama terhadap barang klasik serta perawatannya.
“Untuk sekarang saya pakai harian motornya, dirawat juga atau nanti kalau ada yang nawar ya dijual kalau sama-sama cocok harganya,” katanya.
Singgih juga memberikan tips perawatan untuk motor tua atau jadul dengan sering melakukan pengecekan sevara berkala.
“Tips perawatan agar awet untuk motor trail tua ini sering-sering untuk dipanasi, dan juga di cek oli sampingnya jangan sampai kehabisan sangat sederhana dalam perawatannya hampir sama dengan motor biasa, begitu sih kalau saya,” tutup Singgih.