DIWEK, KabarJombang.com – Guna mengantisipasi kepadatan jalan di kawasan makam, pihak Pesantren Tebuireng meminta kepada pedagang liar untuk mematuhi aturan berjualan selama uji coba dibukanya makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 1 November 2021 mendatang.
Hal itu disampaikan langsung oleh KH Lukman Hakim, selaku Mundzir Pondok Pesantren Tebuireng setempat. Dalam penjelasannya, dirinya menyampaikan jika jangan sampai ada pedagang liar yang menggangu hingga memadati jalan setempat.
“Sebenarnya untuk para pedagang kan sudah mempunyai tempat masing-masing untuk berjualan. Tapi yang dipermasalahkan nanti kan bagi pedagang yang liar ini. Kami tidak melarang, akan tetapi setidaknya memahami untuk tidak berjualan di jalan hingga terpantau mengganggu nanti,” ujarnya kepada KabarJombang.com.
Selain itu, hal tersebut disampaikan juga agar tidak terjadi kerumunan yang menumpuk di jalan sehingga sangat berpotensi terjadi penyebaran virus COVID-19. Maka dari itu, agar dibukanya makam terus berjalan dengan lancar, ia berharap tidak sampai terjadi kerumunan jalan yang terganggu oleh pedagang atau penjual liar.
“Solusinya mencari tempat yang tepat, jangan semua di depan gerbang kawasan makam. Karena nanti akan berdampak pada arus jalan setempat dan berpotensi kerumunan yang padat. Maka dari itu untuk menjaga keamanan dan kebersihan, kami minta untuk memahami aturan berjualan,” terangnya saat ditemui di kediamannya.
Untuk menjaga keamanan selama dibukanya makam Gus Dur di masa pandemi nanti, Gus Lukman mengaku jika sudah koordinasi dengan instansi Pemerintah Kabupaten Jombang dan pihak kepolisian.
“Saya kira nanti akan saling membantu, maupun dari pemerintah kabupaten Jombang hingga tingkat desa, juga kepolisian untuk mensterilkan kondisi kawasan makam selama di buka di masa pandemi COVID-19. Karena sudah kami koordinasikan ke semua pihak,” katanya.
Terpisah, juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang Budi Winarno menyampaikan bahwa dibukanya kembali tempat ziarah makam Gus Dur diminta untuk tetap mematuhi protokol kesehatan ketat dan mematuhi sesuai surat edaran yang telah dibuat.
“Untuk mengatasi penyebaran COVID-19, tetap dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat yakni membatasi jumlah peziarah, membatasi waktu kepada para peziarah, memberlakukan QR Code peduli lindungi peziarah yang datang sudah vaksin lengkap (2 kali),” terangnya saat dikonfirmasi.
Hal itu menjadi imbauan yang terus akan dilakukan terhadap peziarah maupun pedagang setempat, menurutnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terkait virus COVID-19 di Jombang.
“Karena kasus Covid-19 di Jombang sampai saat ini masih melandai, dan jangan sampai mengalami peningkatan kembali,” kata Budi memungkasi.