Lestarikan Kearifan Lokal, Warga Desa Manduro Kabuh Gelar Tradisi Sedekah Bumi di Sendang Bersejarah

Foto : Para warga saat berebut jajanan tradisional dan hasil bumi di Sendang Weji, Dusun Gesing, Manduro, Kabuh, Jombang. (Kevin Nizar)
  • Whatsapp

KABUH, KabarJombang.com – Tradisi sedekah bumi kembali digelar oleh warga Dusun Gesing, Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang pada Minggu (1/6/2025). Kegiatan budaya yang rutin dilaksanakan tiap tahun ini bukan sekadar perayaan atas hasil panen, tetapi juga menjadi upaya nyata masyarakat dalam menjaga warisan leluhur dan memperkuat ikatan sosial antarwarga.

Tahun ini, acara dipusatkan di situs Sendang Weji, lokasi yang diyakini memiliki nilai historis tinggi dan menjadi bagian penting dalam perjalanan awal terbentuknya Desa Manduro. Tradisi tersebut digelar secara bergilir di empat dusun yang ada di desa, dan kali ini giliran Dusun Gesing menjadi tuan rumah.

Baca Juga

Kepala Desa Manduro, Jamilun, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur. “Sedekah bumi ini tidak hanya sebagai wujud syukur atas hasil tani, tetapi juga untuk berbagi kebahagiaan dengan seluruh warga. Ini adalah tradisi turun-temurun yang mencerminkan jati diri desa kami,” katanya.

Sendang Weji sendiri diyakini telah ada sejak sebelum kawasan ini dihuni secara permanen. Konon, tempat ini memiliki keterkaitan dengan tokoh pewayangan Kyai Semar Sabdo Palon Noyo Genggong. Selain menjadi sumber air utama, sendang ini juga dikenal sebagai tempat yang memiliki energi spiritual, terutama pada masa-masa tertentu dalam kalender Jawa.

“Meski kemarau, air di sendang ini tak pernah surut. Warga mengandalkannya untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian, terutama untuk tanaman jagung dan tembakau,” tambah Jamilun.

Tradisi ini tidak hanya mengandung makna spiritual, tetapi juga menjadi ajang kebersamaan warga. Salah satu momen yang paling ditunggu adalah pembagian hasil bumi dan makanan tradisional kepada masyarakat yang hadir.

Rodyah Deswita Dwi Anggraini (15), remaja asal Dusun Gesing, mengaku antusias mengikuti acara tersebut. “Ramai sekali, apalagi saat pembagian jajanan dan hasil bumi. Kami berebut dengan gembira karena itu bentuk partisipasi dalam tradisi yang sudah menjadi bagian dari hidup kami,” ujarnya.

Dengan tetap dijalankannya sedekah bumi setiap tahun, masyarakat Desa Manduro menunjukkan komitmennya dalam merawat kearifan lokal. Selain mempererat solidaritas sosial, kegiatan ini menjadi sarana edukasi bagi generasi muda untuk mengenali dan mencintai tradisi mereka sendiri.

Berita Terkait