Lebaran Ketupat, Tradisi Doa Bersama di Bandung Diwek Jombang, Simbol Saling Memaafkan

Warga di Dusun Bandungkrajan, Bandung, Diwek, Jombang usai doa bersama dalam tradisi Lebaran Ketupat. (Diana KN).
  • Whatsapp

DIWEK, KabarJombang.com- Lebaran Ketupat identik dengan makanan ketupat dan lepet yang dibungkus dengan janur kuning. Dilakukan doa bersama simbol saling memaafkan selalu dilakuka warga Dusun Bandungkrajan, Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Dalam kegiatan tersebut setiap warga membawa makanan ketupat dam lepet yang juga lengkap dengan sayur serta lauk lainnya. Kemudian dilakukan saling tukar setelah doa yang dipanjatkan selesai. Hal demikian masih menjadi tradisi yang tetap dilestarikan.

Baca Juga

Salah satu warga, Nur Ikhsan (65) menuturkan, tradisi tersebut masih dilakukan di pagi hari tepat seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Menurutnya sebagai rangkaian penutup tradisi saling memaafkan setiap tahunnya.

“Setiap tahun tradisi ini kan selalu ada, Lebaran Ketupat sebagai penutup dari rangkaian Hari Raya Idul Fitri dengan harapan segala kesalahan dapat dimaafkan,”tuturnya pada KabarJombang.com Kamis (20/05/2021).

Dikatakan, Lebaran Ketupat berarti bahwa manusia mempunyai banyak salah atau keluputan yang harus saling memaafkan dengan simbol ketupat dan lepet.

“Biasanya kalau kami gak pakai ketupat ya gak lega, makanya setiap tahun ada. Kami tidak bisa pungkiri jika manusia mempunyai keluputan dan lepat (Jawa). Makanya kami harus sama-sama minta maaf kepada semua,”tutupnya.

Doa bersama pada tradisi Lebaran Ketupat memang masih dilakukan di Kabupaten Jombang dengan waktu yang berbeda. Sebagian ada yang melangsungkannya pada malam hari dan juga di pagi hari bahkan setelah Subuh.

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait