NGUSIKAN, KabarJombang.com – Dua makam di Gunung Pucangan, Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang dipercaya sebagai makam orang sakti.
Dua makam tersebut yaitu makam Dewi Kilisuci dan Eyang Sakti. Dua makam ini bukanlah satu-satunya makam yang ada di Gunung Pucangan. Terdapat 11 makam lainnya di tempat tersebut. Sehingga jika ditotal ada 13 makam.
Juru kunci Gunung Pucangan, Purwanto, saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, bahwa dua makam tersebut dipercaya masyarakat sebagai makam orang-orang sakti. Ia pun menceritakan rincian dua tokoh yang dianggap spesial oleh masyarakat sekitar tersebut.
“Dewi Kilisuci itu putri dari Raja Airlangga. Jadi diceritakan, dulu sang putri pergi meninggalkan kerjaan karena menolak menjadi Ratu Kediri, padahal itu merupakan keinginan sang raja,” ucapnya pada Jumat (25/6/2022).
Pergi dari kerajaan kala itu, membuat Dewi Kilisuci mengasingkan hidupnya dan melakukan perjalanan. Pada satu ketika, di tengah perjalanannya, Dewi Kilisuci bertemu dengan pembabat Alas Pucangan, yakni Eyang Sakti.
“Sesaat setelah pertemuan itu, Dewi Kilisuci yang melakukan perjalanan didampingi oleh dayang-dayangnya kemudian tinggal di padepokan, sampai akhir hayatnya,” ujarnya.
Purwanto menjabarkan, alasan dari Dewi Kilisuci menolak menjadi penerus takhta Kerajaan kala itu, karena ia berpegang teguh pada prinsipnya. Ia baru mau menjadi Ratu, saat rakyatnya sudah sejahtera.
“Ibaratnya, dia tidak mau menjadi ratu jika rakyatnya belum kenyang,” katanya.
Selama masa hidupnya, Dewi Kilisuci menetap di gunung Puncangan. Nama Asli dari dewi Killisuci adalah Sanggramawijaya Dharmaprasada Tunggadewi dan sering bertapa di area yang sekarang jadi tempat ziarah ini.
Sejak era Islam, tempat-tempat moksa para leluhur orang Jawa sengaja divisualkan dalam bentuk makam. Hal ini untuk mengikis sifat musyrik dan menggantinya dengan tradisi ziarah.
Saat ini, di situs gunung Pucangan, selain makam Dewi Kilisuci, kita juga bisa menjumpai beberapa makam lain. Di antarnya makam Maling Cluring, makam Maling Adiguna dan makam Eyang Ronggo.
Selain makam Dewi Kilisuci, juga terdapat satu makam lain yang dianggap dulunya orang sakti oleh masyarakat, yaitu Eyang Sakti atau Maling Cluring. Maling disini tidak diartikan buruk. Purwanto meluruskan, bahwa cerita yang beredar luar soal Maling Cluring bukan berarti hal buruk.
“Eyang Sakti itu bukan Maling, jadi cerita yang beredar selama ini keliru. Beliau itu sakti dan dulunya senang berbagi rezeki pada orang yang tidak mampu. Maling, diartikan bukan sebagai pencuri. Pencuri disini artinya sebagai maling baik hati,” jelasnya.
Eyang Sakti, kata Purwanto merupakan orang baik dan sering membantu sesama. Bahkan sampai akhir hidupnya masyarakat sekitar segan terhadap beliau.
“Jadi jika ada cerita yang beredar negatif.l, itu tidak benar. Sampai sekarang juga masih banyak orang yang pergi ziarah untuk mendoakan,” bebernya.
Gunung Pucangan sendiri berada di utara Kabupaten Jombang, jarak dari Jombang Kota atau Taman ASEAN sekitar 28,5 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam.
Untuk rute dari Jombang kota atau Taman ASEAN ke arah barat sampai pertigaan pabrik gula Jombang belok kanan sekitar 10 Km. Sampai ke jembatan brantas belok kanan lurus terus ada pertigaan lurus terus sampai jak 12 Km. Setelah itu ada Desa Ngusikan, belok kiri lalu lurus terus sekitar 5 Km dan sampai ke lokasi.