JOMBANG, KabarJombang.com – Mengenang jasa tujuh seniman Jombang dalam berkarya semasa hidupnya, Dewan kesenian rakyat Indonesia gelar perenungan melalui pembacaan puisi dan monolog pada Sabtu (30/7/2022) malam.
Ketujuh seniman Jombang ini adalah Mu’anam, Erik Zain, Mukafi Ahmad, Sholikin David, Fakhrudin Nasrullah, Firman Hadi Fanani (Cak Bakir), Suko Wardoyo (Cak Diryo). Mereka semua adalah tokoh seniman yang hingga saat ini karya-karya nya masih tetap hidup meski mereka telah tutup usia.
Zainal Fanani, koordinator kegiatan doa bersama mengenang para tokoh seniman Jombang menjelaskan masing-masing ketujuh tokoh seniman Jombang tersebut.
“Cak Mu’anam dulu terkenal sebagai tokoh teater tradisional seperti besutan, ludruk. Erik Zain tokoh seni rupa dulu mengajar di SMAN 1 Jombang salah satu karyanya itu logo SMAN 1 Jombang. Mukafi Ahmad dulu seniman fotografi beliau sering mengabadikan peristiwa-peristiwa kebudayaan.
Sholikin David tokoh teater, Fakhrudin Nasrullah ini penulis sastra dan juga kesenian pada waktu itu, Cak Bakir ini aktor, salah satu pentas terkenalnya yaitu Semar Gugat, dia menjadi Semar yang sangat menjiwai. Suko Wardoyo ini seniman foto dan Videografi,” jelasnya.
Selain itu, ketua Dewan Kesenian Rakyat (DKR) Indonesia Raya, Supriyadi mengatakan, tujuan mereka dalam doa bersama tersebut tidak luput juga untuk menghidupkan kembali karya seni tempo dulu di Jombang.
“Tujuannya kita mengenang, disini kami beribadah kesenian dalam rangka menghargai karya orang-orang baik di masa lalu,” ungkapnya.
Menurutnya, sesuatu yang paling berkesan dari ketujuh tokoh seniman yakni kemantapan jiwa mereka dalam berseni, meski di antaranya telah menyandang profesi.
“Yang paling berkesan dari mereka adalah kemantapan dalam berseni meski profesi mereka ada yang PNS, ada juga yang usahawan,” bebernya.
Ia berharap, anak-anak muda kabupaten Jombang sadar akan tokoh-tokoh seniman pada masa lalu, dan bisa menghidupkan kembali karya-karyanya.
“Dengan adanya kegiatan ini kami berharap, anak-anak muda mengetahui jika tokoh seniman pada tempo dulu di Jombang ini banyak, hasil karyanya pun juga banyak, maka dari itu kami berusaha mengumpulkan karya mereka agar dapat kami satukan untuk diabadikan,” pungkasnya.