JOMBANG, KabarJombang.com – Sebagai warga kota santri, Masjid Agung Baitul Mukminin merupakan masjid kebanggaan warga Jombang. Selain karena bangunannya yang megah, kegiatan keisalaman di masjid ini masih sangat kental.
Masjid Agung Baitul Mukminin ini berada di tengah Jota Jombang tepat di Jalan KH. A. Dahlan nomor 28 Jombang. Letaknya yang sangat strategis berada di seberang stasiun Jombang menjadi jujugan warga luar kota.
Seiring berkembangnya waktu, Masjid Baitul Mukminin mengalami perubahan bangunan yang begitu pesat. Awal mulanya bangunan masjid dengan konsep bagian dalam berbentuk persegi sedikit sempit dengan memiliki serambi yang lebar, kini berubah total.
“Untuk sejarah berdirinya Masjid Baitul Mukminin ini memiliki korelasi dan hubungan yang erat dengan berdirinya Pendopo Kabupaten Jombang dan Gereja Kristen Jawi Wetan Mojowarno,” kata Kepala Sekertariat Masjid Baitul Mukminin Jombang, Luqman Hakim kepada KabarJombang.com, Kamis (15/4/2021).
Saat ini bangunan Masjid Agung nampak lebih megah dengan arsitektur yang ditampilkan. Masjid yang memiliki dua lantai ini memiliki konsep berbanding terbalik dengan desain lama. Kini masjid bagian dalam nampak lebih luas dengan bentuk persegi, sedangkan serambi nampak lebh kecil.
“Masjid kebanggan Kota Santri ini memiliki keunikan tersendiri, pertama adalah kental akan budaya Jawa terlihat dari joglonya, kemudian ukiran, serta ornamen batik Jawanya. Sementara yang kental akan nuansa keislamannya adalah menara yang menjulang tinggi itu,” jelas Luqman.
Masjid yang namanya memiliki arti sebagai perkumpulan orang-orang muslim ini, mampu menampung 1.500 jamaah. Sementara itu ketika Ramadhan kegiatan masjid sangat padat mulai dari pengajian ba’da Subuh hingga kegiatan tadarus.
“Fasilitas yang ada dalam komplek Masjid Agung Baitul Mukminin tergolong sangat lengkap, mulai dari tempat parkir, kamar mandi, tempat wudhu umum dan khusus lansia, serta terdapat gedung Isalamic Center,” tambahnya.
Menurut Luqman, Masjid Agung ini tidak hanya digunakan masyarakat Jombang saja, melainkan para santri, penumpang stasiun, serta para musafir yang telah melakukan ziarah kubur di Kabupaten Jombang.
“Sebelum pandemi covid-19 lebih ramai lagi biasanya, karena wisata religi makam Gus Dur kan beroperasi, sehingga sebagai jujugan pengunjungnya mampir kesini, ditambah kala santri mau pulang juga tambah ramai masjid ini,” pungkasnya.