NGORO, KabarJombang.com – Perayaan Paskah tahun 2021 jatuh pada tanggal 4 April. Peringatan Paskah merupakan tradisi Kristiani yang paling tua dengan perayaan bangkitnya Yesus Kristus, tiga hari setelah disalib.
Perayaan Paskah dimasa pandemi Covid-19 tentu berbeda dengan kondisi normal biasanya, sebab rangkaian yang digelar serba terbatas. Tapi hal demikian tidaklah menyurutkan semangat umat kristiani.
“Perayaan Paskah pada masa pandemi menunjukkan bagaimana kelemahan manusia dan keterbatasan manusia. Salah satunya adalah kegiatan menjadi terbatas, namun tidak kehilangan makna paskah itu sendiri,” tutur Pendeta Yuedi Kumarianto pada KabarJombang.com, Minggu (4/3/2021).
Tradisi penghayatan Kebangkitan Tuhan Yesus dilakukan Ibadah Minggu Paskah, yang digelar pada Minggu pagi, pukul 05.00 WIB dengan mematuhi protokol kesehehatan.
“Berbeda dengan setiap hari Minggu pada biasanya dilakukan pukul 6 pagi, melainkan ibadah Paskah sudah menjadi tradisi GKJW (Greja Kristen Jawi Wetan) untuk dilakukan lebih pagi sebagai tradisi iman, mengingat Tuhan Bangkit,”jelasnya.
Perbedaan mencolok pada Minggu Paskah saat pandemi Covid-19 yakni tidak adanya perayaan mencari telur. Telur saat masa Paskah sangat identik. Sebab telur sendiri memiliki simbol kehidupan.
“Paskah selalu dikaitkan dengan telur, sebab sebagai simbol dimana cangkang telur itu akan terbuka terdapat sebuah kehidupan,” tambahnya.
Ketika kondisi normal kegiatan Paskah diisi dengan kegiatan mencari telur secara bersama, dengan kondisi terbatas seperti ini kegiatan mencari telur baik untuk anak-anak hingga orang dewasa ditiadakan.
“Biasanya kegiatan Paskah diisi kegiatan mencari dan menghias telur untuk anak-anak. Sayangnya dimasa seperti ini kegiatan untuk anak-anak belum bisa dilakukan dan masih ibadah online”katanya.
Tak menyurutkan semangat begitu saja, GKJW Jemaat Ngoro, Kecamatan Ngoro, Jombang, mengadakan aksi sosial dalam merayakan ibadah Paskah seperti membagikan sembako serta kegiatan donor darah.
“Aksi sosial Paskah dilakukan oleh pemuda gereja dengan membagikan sembako pada keluarga ‘parimatan’ serta menggelar kegiatan donor darah yang akan di lakukan pada Minggu selanjutnya,”ungkapnya.
Kegiatan donor darah tersebut dikatakannya bekerja sama dengan PMI Jombang, dan dapat diikuti seluruh warga jemaat serta beberapa saudara non Kristen lainnya yang berada di lingkungan gereja.
“Kami sangat bersyukur jika kegiatan donor darah yang dilakukan oleh gereja diikuti bukan warga Kristen saja. Tentunya kami berharap agar aksi sosial kami dapat membantu sesama kami.”tandasnya.
