JOMBANG, (kabarjombang.com) – Diperolehnya penghargaan Adipura Kirana oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, menuai kritik pedas dari kalangan aktivis di Kota Santri. Bagaimana tidak, dalam tudingan mereka, Pemkab Jombang dianggap hanya melakukan pencitraan dalam perolehan penghargaan tersebut.
Pasalnya, setelah dua minggu mendapatkan penghargaan bergengsi itu, kini wajah Kota Santri kembali dinodai banyaknya sampah, serta pedagang kaki lima (PKL) yang mulai menjamur lagi. “Saya kira mereka (Pemkab,red) hanya melakukan pencitraan semata. Coba kita lihat di Jombang, masih banyak PKL dan sampah yang dibuang sembarangan,” ujar Aan Anshori, Direktur Link (Lingkaran Indonesia untuk Keadilan), Selasa (2/8/2016).
Kritikan pedas mereka, juga didukung adanya tumpukan sampah yang terlihat di sepajang Jalur nasional yang menghubungkan Surabaya – Madiun, tepatnya di Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Tak hanya itu, sejumlah PKL juga terlihat mulai aktif berdagang di jalur sepeda di Jalan KH Wahid Hasyim Jombang.
Dia menilai, jika penghargaan adipura tersebut layaknya sebuah pencintraan politik semata. Seharusnya, baik sebelum atau sesudah menerima penghargaan Adipura, hendaknya Kabupaten Jombang sudah berbenah diri. Sehingga tidak mengakali penghargaan tersebut dengan menata kota jika ada penilaian.
“Lebih-lebih jika Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jombang, seharusnya dioptimalkan untuk mengelola hal-hal tersebut, sehingga rekayasa penataan kota tidak perlu dilakukan jika akan ada penilaian Adipura dan benar-benar hasil real di lapangan. Sehingga Kabupaten Jombang benar-benar layak menerima penghargaan tersebut,” tegasnya.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Pemkab Jombang kembali mendapatkan penghargaan prestisius di bidang kebersihan dan tata kelola lingkungan, yakni penghargaan Adipura Kirana. Penghargaan tersebut diterima Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko dari Wakil Presiden Republik Indonesia, M Jusuf Kalla di lapangan Siak, Provinsi Riau, pada Jumat (22/7/2016) beberapa waktu lalu. (ari)