Hasil Survei LSI; Mayoritas Pengikut Ormas Islam Pilih Warsubi-Salman di Pilkada Jombang

Foto: Warsubi-Salman saat melakukan kampanye di pasar Warsa
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap bahwa, mayoritas pemilih rasional yang tersebar di berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) di Jombang, telah menentukan pilihannya kepada Paslon 02 Warsubi-Salman di Pilkada Jombang 2024.

Dari hasil survei yang dilakukan LSI Denny JA, sebanyak 57,9% pemilih rasional yang terafiliasi dengan NU, memilih paslon 02.

Baca Juga

Sikap mayoritas warga NU ini, diikuti 72,7% warga Muhammadiyah sebesar 72,7% dan 42,9% dari warga Shiddiqiyah.

“Yang menarik adalah, pemilih dari ormas Muhammdiyah maupun Shiddiqiyah belum ada yang bersikap untuk memilih paslon 01,” ungkap Peneliti LSI Denny JA, Fadhli Fakhri Fauzan.

Sikap politik rasional para pengikut ormas Islam ini, lanjut dia tentu menjadi berita yang mengejutkan dalam dinamika politik kekinian di Jombang.

“Pertimbangan emosionalitas dalam memilih pemimpin daerah seperti yang selama ini terjadi, disadari betul oleh pengikut ormas hanya melahirkan pemimpin yang tidak amanah dan abai pada penderitaan masyarakat. Seperti kemiskinan yang bertambah, infrastruktur tidak dibenahi, pembangunan yang lebih terpusat di kota hingga pengangguran yang meluas,” jelasnya.

Untuk diketahui, survei dilakukan pada tanggal 16-22 Oktober 2024 dengan menggunakan metodologi multistage random sampling melalui wawancara tatap muka kepada 440 responden dengan margin of error kurang lebih 4,8 persen.

Sementara itu, menurut Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Profesor Wahyudi Winarjo, kecenderungan preferensi politik bukan berasal dari latar belakang keluarga dan organisasi calonnya saja.

Banyak faktor yang mempengaruhi pemilih, di antaranya adalah jumlah partai pengusung dan pendukung, track record calon dan koherensi visi misi.

“Selain itu, faktor program Paslon ini juga sangat mempengaruhi preferensi pemilih. Program Paslon ini akan dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat atau felt need,” paparnya.

Pria yang saat ini menjabat sebagai wakil direktur II Pascasarjana UMM ini menambahkan, pola efektivitas kampanye Paslon akan menyumbangkan faktor positif pada preferensi pemilih.

“Jika saat kampanye Paslon berjalan mendekat dengan masyarakat, kemudian mereka mensosialisasikan program yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat maka ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Jangan lupa juga, dinamika atau perkembangan situasi politik yang berkembang juga akan mempengaruhi preferensi politik,” tambahnya.

Berita Terkait