Forum Gus Muda Jombang Sebut Ponpes Bergerak di Politik Kebangsaan, Bukan Politik Praktis

foto : Forum Gus Muda Jombang Dalam Agenda Deklarasi Ikhtiar Gawagus Menyelamatkan Demokrasi. (Anggit Pujie Widodo)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Pemilu 2024 sudah di depan mata. Fenomena pernyataan sikap mendung salah satu Pasangan Calon (Paslon) semakin gencar.

Pondok Pesantren (Ponpes) juga tak luput menjadi sasaran bagi para Paslon di Pemilu 2024 khususnya Pilpres untuk mendongkrak suara.

Fenomena pernyataan sikap dukung-mendukung Paslon di lingkungan ponpes ini pun semakin gencar berseliweran di media sosial.

Terakhir, salah satu pondok ternama di Kota Santri yakni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang disebut mendukung salah satu Paslon.

Namun, hal tersebut terbantahkan usai pihak pondok mengeluarkan surat pernyataan sikap yang menyebut pondok Tebuireng Jombang netral.

Hal itu juga tak luput dari pantauan Muhammad Izzul Islam Annajmi atau akrab disapa Gus Amik. Zuriyah asal Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang itu ikut mengomentari fenomena tersebut.

Menurutnya, sudah semestinya ponpes tidak terlibat politik praktis, namun lebih mengarah ke politik kebangsaan.

“Jadi memang setiap ponpes itu punya mekanisme masing-masing termasuk dalam menyikapi dinamika politik hari ini,” ucapnya kepada awak media dalam sesi tanya jawab di agenda deklarasi bertajuk “Ikhtiar Gawagus menyelamatkan demokrasi” yang digelar di Warung Kopi Anteng pada Kamis (8/2/2024).

Namun yang terjadi di lapangan, misalnya ia memberikan sebuah contoh yang baru saja terjadi di Jombang. Dimana beberapa waktu lalu ada yang melakukan deklarasi mengatasnamakan pondok.

“Ternyata setelah deklarasi, keesokan harinya muncul edaran klarifikasi yang menegaskan bahwa pondok pesantren tersebut netral. Dari peristiwa itu membuktikan bahwa ponpes itu sebenarnya bukan bergerak dalam politik praktis, namun politik kebangsaan,” ungkapnya.

Sehingga, jika ada yang mendeklarasikan diri mendukung salah satu Paslon tertentu, ia menyarankan untuk harus dikonfirmasi terlebih dahulu apakah itu mengatasnamakan pondok atau sudah mendapatkan persetujuan dari seluruh keluarga dan para dzurriyah pondok.

Menurutnya, ponpes memang selalu dihadapkan pada warna-warni pilihan, oleh karena itu, tidak bisa dihadapkan ada situasi dukung-mendukung salah satu calon karena ada perasaan yang harus dijaga, orang lain yang harus dihormati.

“Pondok pesantren memang seharusnya tidak terlibat dalam politik praktis dan yang kita perjuangkan adalah politik kebangsaan, mendidik para santri dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Iklan Bank Jombang 2024
  • Whatsapp

Berita Terkait