JOMBANG, KabarJombang.com – Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menceritakan alasannya menerima pinangan Partai NasDem jadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Anies Baswedan.
Hal itu ia sampaikan kepada awak media saat menghadiri agenda Silaturahmi Gus Muhaimin Calon Wakil Presiden (Cawapres) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bersama kyai dan bu nyai se- Jawa Timur bagian barat di Pondok Pesantren Al-aqobah, Minggu (10/9/2023).
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini memilih menjadi Cawapres Anies karena ia menilai Anies punya gagasan.
“Namun atas berkat istikharah dan keputusan dari semua pengurus, kita memutuskan untuk berkoalisi dengan Partai NasDem. Pilihan ini adalah langkah yang tepat, sampai hari ini belum ada pasangan capres-cawapres yang belum siap mengumumkan,” ucapnya kepada awak media usai kegiatan.
“Mas Anies ini kawan lawas, dulu di UGM kami sama-sama kritikal, saya kenal dekat. Mas Anies lebih dominan di dunia pikiran, gagasan konsep, dan saya disadarkan diantara calon-calon yang ada, bahwa memang kita harus kembali ke basis utama kita yakni pemikiran,” ungkapnya menambahkan.
Baginya, dalam memilih pemimpin, harus memilih pemimpin yang mempunyai pemikiran dan gagasan untuk bangsa ini. Itu juga yang mendasari sampai hari ini, PKB menjadi mandat politik Nahdliyyin dan harus mengerti betul yang namanya kepentingan maslahat umat.
“Hari ini calon yang menurut saya bisa kita titipkan cara berpikir adalah Anies Baswedan. Punya konsep, bayangan, gagasan dan tidak hanya sekedar langkah politik. Ini insyaallah pasangan yang akan menyatukan dan memperkokoh, baik ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah Basariah, ukhuwah Wathaniyah. Disitulah insyaallah fondasi persatuan umat bisa terwujud,” katanya.
Pria yang beberapa waktu sempat di panggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mengatakan jika sudah seharusnya politik bukan menjadi alat permusuhan dan perpecahan.
“Sesama manusia ini jangan saling menghancurkan, melukai apalagi merusak nama baik. Mari kita jaga semua itu dengan tiga ukhuwah ini insyaallah kita akan menyatukan perbedaan ini dalam kompetisi yang sehat,” jelasnya.
Menurutnya, siapapun yang menang Pilpres adalah anak negeri dan siapapun yang kalah juga tetap anak negeri yang ingin mengabdi untuk negaranya.
Pasangan ini adalah pasangan yang energinya lengkap. Dimana kekuatan yang mendukung Anies basisnya berbeda dengan basis yang mendukung Gus Imin.
“Sehingga, insyaallah tidak akan sulit untuk menggerakkan. Saya juga sudah cek kemana-mana, ini adalah pilihan dalam takdir yang terbaik dan sudah ditentukan oleh Allah SWT. Warisan sejarah para Masyayikh adalah sejarah panjang yang sudah cukup lengkap menjadi mandat dari PKB dan insyaallah akan terwujud dengan sebaik-baiknya,” ucapnya melanjutkan.
Lebih lanjut, pria yang pernah menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga menyinggung soal komunikasi politiknya dengan partai lain di Koalisi Perubahan.
“Untuk komunikasi koalisi dengan PKS, saya masih terus melakukan komunikasi dan mendekati. Insyaallah dalam waktu dekat akan berkunjung juga ke PKS,” katanya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al-aqobah, KH Ahmad Junaidi Hidayat yang menjadi tuan rumah dalam agenda tersebut mengatakan, akan mendukung apa yang diperjuangkan PKB.
“Kita harus punya pemimpin. Ketika kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk mewujudkan impian kita, maka harus diawali dengan memilih pemimpin. Kami sepenuhnya mensupport apa yang selama ini diperjuangkan PKB, semoga ke depan dapat membawa amanah rakyat lebih baik,” pungkasnya.