DIWEK, KabarJombang.com – Seragam sekolah, adalah sebagai simbol atau identitas dalam lembaga sekolah. Namun, tidak begitu bagi Ponpes Al Aqobah, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Di Pondok Pesantren yang sudah berdiri sejak 1998 ini, memunculkan keunikan dalam pembelajaran ataupun berpakaian.
Ketua Yayasan Ponpes Al Aqobah, Akhmad Kanzul Fikri mengatakan, di Ponpes Al Aqobah sempat mengenakan seragam sekolah selama tiga tahun. Namun, berdasarkan study banding yang pernah dilakukan disalah satu kota di Jawa Tengah. Ponpes Al-Aqobah memutuskan untuk menerapkan pendidikan yang santai dan membebaskan para santri.
Menurrutnya, pembelajaran di Ponpes Al-Aqobah terinspirasi saat melakukan study banding ke berbagai instansi pendidikan yang sifatnya menyenangkan.
“Kami menggunakan sistem pendidikan yang memanusiakan manusia yang lebih manusiawi (enjoy full learning),” terangnya kepada KabarJombang.com melalui sambungan telepon, Selasa (24/8/2020) kemarin.
“Bahkan seragam tidak ada korelasi dengan pendidikan dan dalam UU tidak ada kewajiban untuk menggunakan seragam, kecuali seragam pramuka,” imbuhnya.
Dikatakan, pembebasan yang diterapkan Ponpes Al-Aqobah terkait seragam ini bertujuan agar para santri tidak lagi takut dengan peraturan, dan regulasi-regulasi yang selama ini banyak sekolah terapkan telah dipangkas di Ponpes Al-Aqobah.
“Sehingga, dalam melaksanakan pembelajaran lebih mengutamakan bagaimana para santri dalam belajaranya menyenangkan dengan cara komunikatif dan konseling,”ujarnya.
Ia menegaskan bahwa sistem pembalajaran Ponpes Al-Aqobah harus enjoy full dan harus mengerti psikologis anak. Seperti mengaji yang maksimal durasinya 45 menit dan tidak lagi menggunakan sistem madrasah diniyah.
“Jadi santri tidak merasa terbebani, dalam satu hari dua kali sekolah,” ujarnya.
Diungkapkan, banyak Ponpes yang masih menerapkan pembelajaran seperti hal tersebut. Dengan begitu, sehingga santri menjadi terbebani dan menguras energi santri.
Selain itu, lanjut Fikri, banyaknya sekolah-sekolah belum tentu santri/murid belajar dan banyaknya pondok juga belum tentu ada ngaji.
Ditambahkan, jika hal ini sama halnya dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Bahwa pembelajaran sudah mulai meninggalkan gedung fisik.