Pengasuh Ponpes Al Aqobah, KH A Junaidi Hidayat menandaskan jika kitab digital ini diberikan kepada para santri dalam bentuk pdf.
Kitab tersebut salah satunya yakni Ibanatul Ahkam dan kitab yang dikaji dengan menggunakan empat bahasa (Indonesia, Arab, Inggris, dan Jawa).
“Penggunaan bahasa tersebut sebagai bentuk untuk melatih para santri untuk membiasakan dalam berbahasa asing. Dan mempercepat hafalan mereka terhadap mufrodat atau kosa katanya,” kata KH Junaidi kepada KabarJombang.com saat ditemui di kediamannya, Minggu (18/4/2021).
Selain itu, lanjut KH Junaidi, kitab yang diberikan kepada para santri tersebut sudah diperkecil dengan alasan kitab itu jika harus dibeli para santri mahal, perawatan kitab maupun buku yang tidak mudah, dan untuk membangun referensi secara luas serta membangun wawasan secara global.
Di Ponpes tersebut para santri juga diwajibkan untuk membawa laptop karena di lingkungan Ponpes telah disediakan internet dengan sistem menejemen penggunaan yang terintegrasi, sehingga santri bisa bereksplorasi dalam mencari referensi.
“Sekarang internet, media sosial, teknologi kan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Dan itu kita jadikan kekuatan sejak 3 tahun lalu, itu efektif karena santri tidak hanya terpaku pada satu sumber saja,” ungkap laki-laki yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang ini.
Keefektifan kitab digital juga sebagai wadah untuk pengendalian prilaku santri, sebab jika internet itu kita perketat untuk tidak diakses oleh para santri maka ditakutkan santri akan mencari celah untuk melanggar.
“Jadi, saya tidak ingin melanggar itu menjadi sebuah karakter dalam diri para santri. Karena mendidik itu juga harus memahami anak, kalau tidak memahami ya kita akan terus berlawanan dengan anak,” paparnya.
Dan untuk total jumlah santri yang ada di Ponpes Al-Aqobah ini sebanyak 800 santri baik putra maupun putri.