JOMBANG, KabarJombang.com – Pondok Pesantren (PP) Tebuireng yang berada di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari, tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan Islam, tetapi juga sebagai penjaga warisan intelektual yang ditinggalkan oleh sang pendiri.
Salah satu bentuk pelestarian tersebut adalah melalui perpustakaan yang menyimpan koleksi kitab-kitab karangan KH Hasyim Asy’ari yang hingga kini masih digunakan oleh santri dalam proses pembelajaran agama.
Di bulan Ramadan 1446 Hijriyah ini, perpustakaan tersebut ramai dikunjungi para santri yang ingin memperdalam ilmu agama, salah satunya dengan mengaji kitab-kitab karya KH Hasyim Asy’ari.
KH Fahmi Amrullah Hadziq, Pengasuh Pondok Putri Tebuireng, menjelaskan bahwa terdapat sekitar 20 kitab karangan KH Hasyim Asy’ari yang masih terjaga dengan baik. Salah satu kitab yang sering dijadikan rujukan dalam kajian Ramadan adalah At-Tibyan, yang mengulas tentang pentingnya silaturahmi dan bahaya memutuskannya.
“Kitab At-Tibyan sering digunakan dalam ngaji kilatan selama bulan Ramadan. Kami berharap, para santri bisa mengamalkan ilmu yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari,” ujar KH Fahmi, Selasa (11/3/2025).
Metode ngaji kilatan, sebuah tradisi intensif di pesantren ini, memfokuskan pada pembelajaran kitab kuning selama bulan Ramadan. Selain At-Tibyan, masih banyak kitab lain yang menjadi rujukan dalam pembelajaran di pesantren Tebuireng.
“Tradisi ini merupakan upaya penting dalam menjaga dan melestarikan ajaran para ulama terdahulu, sekaligus memperkenalkan warisan intelektual Islam kepada para santri dan generasi muda,” ungkapnya.
Dengan adanya perpustakaan yang menyimpan koleksi kitab-kitab ini, pihaknya berharap Pesantren Tebuireng yang berdiri sejak tahun 1899 tersebut tetap menjadi tempat yang tidak hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga menjaga dan mengembangkan ajaran serta warisan Islam yang telah lama ada di Nusantara.