Perkembangan anak retardasi mental seperti yang telah diketahui bersama lebih lambat dibandingkan dengan anak pada umumnya. Pengembangan motorik pada anak dengan retardasi mental memerlukan pendekatan khusus untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus. Anak-anak dengan retardasi mental mungkin memiliki keterlambatan dalam perkembangan fisik, koordinasi, dan keterampilan gerak. Oleh karena itu, strategi yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak, dilakukan secara bertahap, dan berfokus pada pengalaman positif.
STIKES PEMKAB JOMBANG dengan pengabdian masyarakat kemitraan berjudul Gardening Challenge Program hadir untuk ikut serta mendukung peningkatan keterampilan dan melatih pengembangan motorik anak retardasi mental di salah satu SLB yang berada di wilayah Jombang.Sekolah Luar Biasa (SLB) itu sendiri mempunyai banyak keterbatasan salah satunya kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pendidik sehingga pemantauan siswa oleh pendidik kurang optimal. Gardening Challenge Program digagas oleh dosen STIKES Pemkab Jombang dengan ketua Shanti Rosmaharani, S.Kep., Ns., M.Kep yang beranggotakan Iin Noviana, S.Pd. M.Pd dan Rodiyah, S.Kep., Ns., M.Kes serta mangajak serta enam mahasiswa sarjana keperawatan. Program ini berhasil meraih pendanaan dari Kemendikbudristek melalui skema Program Kemitraan Masyarakat. Program tersebut merupakan kelanjutan dari program di tahun sebelumnya yang berjudul UKS Terkasih (Terbaik, Kreatif, dan Inovatif) yang juga mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek. Dalam program ini, STIKES Pemkab Jombang menggandeng SLB Kurnia Asih Ngoro sebagai sasaran mitra.
Kegiatan dalam program ini berupa penyuluhan mengenai kekerasan seksual, psikoedukasi keluarga dan kegiatan gardening challenge itu sendiri, mulai dari penyemaian dari benih sampai menjadi bibit, pelatihan mencangkok, pengembang biakan Tanaman Obat Keluarga (TOGA), buah, dan sayuran, pengembangan tanaman hias serta pembuatan dempot. Harapannya kegiatan Gardening Challenge Program dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan emosional dan motorik anak retardasi mental, karena mereka dilibatkan secara aktif dalam proses merawat tanaman, yang pada akhirnya juga dapat membantu meningkatkanketerampilan, rasa tanggung jawab, dan kemampuan sosial mereka. Selain itu, proses merawat tanaman yang membutuhkan ketekunan dan perhatian terhadap detail juga dapat meningkatkan daya konsentrasi serta kemampuan pemecahan masalah.
Dengan demikian, selain memberikan manfaat fisik, kegiatan ini juga berperan penting dalam mendukung kesehatan mental dan emosional anak retardasi mental. Hal ini pada akhirnya akan membantu mereka lebih siap menghadapi tantangan sehari-hari, memperkuat kemampuan beradaptasi, serta memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan.