KABARJOMBANG.COM – Kini ratusan siswa dan guru di Sekolah Dasar (SD) Pulosari 1 yang berada di Desa Pulosari, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, bisa sedikit tersenyum lega. Usai melihat realitas di lapangan, membuat Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Jombang, berjanji segera memperbaiki sekolah tersebut di tahun 2018.
“Kita memang sudah mengetahui adanya kerusakan sekolah tersebut. Dan tim kami sudah melakukan survei di lapangan. Nah, di tahun 2018 ini, SD tersebut akan segera diperbaiki dengan menggunakan dana bantuan dari pemerintah atau Block Grant,” terang drg Budi Nugroho, Kepala Disdik Jombang, Kamis (4/1/2018).
Meski begitu, saat ini dirinya mengaku masih melakukan koordinasi untuk bisa secepatnya melaksanakan perbaikan terhadap sekolah tersebut. Termasuk melakukan pendataan ulang terhadap sekolah-sekolah yang mengalami hal sama.
“Tahun ini kita akan melakukan pendataan ulang untuk bisa mendeteksi kelayakan bangunan sekolah, sehingga tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Termasuk adanya sekolah yang nyaris ambruk,” ungkapnya.
Jika sudah mengantongi data-data sekolah yang dimaksud, pihaknya akan melakukan evaluasi sekolah mana yang harus dikedepankan dalam perbaikan atau sebagainya. “Soal ini memang ada aturanya sendiri, tetapi soal SD Pulosari segera akan kita lakukan perbaikan,” tambah mantan Kepala BKD ini.
Sekedar diketahui, pada (13/12/2017) lalu, para guru dan siswa-siswi SDN Pulosari 1 Desa Pulosari, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang ini, terus dihantui bangunan sekolah yang jebol dan nyaris ambruk.
Rasa was-was terus menghinggapi para guru yang khawatir akan siswanya menjadi korban jika atap ruangan kelas tempat belajar mengajar kembali jebol. Beberapa bulan lalu, dua ruang kelas di sekolah yang jebol, menjadi momok bagi mereka.
Akibatnya, siswa kelas 2 dan 4 harus mengungsi di bangunan perpustakaan yang dipaksakan dijadikan ruang belajar dadakan. Di ruangan berukuran 3 x 6 meter ini, siswa kelas 2 harus juga dihantui lapuknya kayu penyangga atap yang juga tak kalah rapuh.
Sementara untuk kelas 4, harus bergantian dengan siswa kelas lain yang sengaja dimasukkan dengan waktu yang berbeda untuk bisa tetap mengenyam bangku pendidikan. (aan/kj)