JOMBANG, KabarJombang.com – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) di bawah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang menyelenggarakan Halaqoh Kesehatan. Acara yang bertema ‘Santri Sehat Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045’ ini berlangsung di Kantor Pusat Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, pada hari Sabtu, (19/10/2024). Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 180 peserta yang terdiri dari santri-santri yang berasal dari berbagai lembaga pendidikan di bawah naungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif, Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jombang, serta Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso.
Halaqoh sendiri memiliki tujuan untuk membahas isu-isu kesehatan yang relevan dengan kondisi santri dan masyarakat sekitar. Diskusi ini difokuskan pada pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan pesantren, serta sanitasi. Berbagai narasumber yang berkompeten di bidangnya turut diundang untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada para peserta. Di antara narasumber yang hadir adalah Amin Kurniawan dari Dinas Lingkungan Hidup, Shofiyah Salma Farumi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, serta para ahli dalam bidang HIV/AIDS, TBC, dan malaria.
Dalam sambutannya, dr. Hj. Rokhimah Riza, M. Biomed (Neng Iim), yang merupakan Ketua LKNU PCNU Jombang, menekankan bahwa menjaga kesehatan santri adalah langkah krusial dalam menciptakan generasi yang tidak hanya sehat, tetapi juga cerdas dan siap menghadapi tantangan di masa depan. “Santri merupakan elemen penting bangsa. Jika mereka sehat, maka masa depan Indonesia akan lebih kuat,” ungkapnya. Diskusi dalam halaqoh ini terfokus pada tiga topik utama. Pertama adalah pengendalian dan pencegahan penyakit menular, seperti AIDS, TBC, dan malaria. Melalui diskusi ini, para peserta diberikan pemahaman tentang risiko penyebaran penyakit dan pentingnya deteksi dini serta langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil.
Topik kedua adalah sosialisasi rambu-rambu pesantren sehat dan konsep bank sampah. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk memahami pentingnya standar kesehatan di lingkungan pesantren. “Penerapan rambu-rambu sehat diharapkan dapat membantu menjaga kebersihan dan kesehatan, sementara bank sampah diperkenalkan sebagai solusi pengelolaan sampah yang juga bisa memberikan nilai ekonomi bagi pesantren,” ujarnya. Ketiga, halaqoh ini membahas isu sanitasi dan kebersihan. Peserta mendapatkan informasi mengenai akses air bersih, pengelolaan sanitasi, serta pentingnya menjaga kebersihan toilet di lingkungan pesantren.
Kesadaran akan sanitasi yang baik diharapkan dapat mencegah penyakit yang mungkin timbul akibat lingkungan yang tidak higienis,” terangnya. Neng Iim menjelaskan bahwa halaqoh ini merupakan bagian dari program edukasi berkelanjutan untuk menjaga kesehatan para santri. “Santri harus menjadi pelopor dalam menjaga kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan pesantren. Dengan demikian, kita berkontribusi dalam menciptakan Indonesia yang lebih sehat dan kuat di masa depan,” ujarnya.
Selain sesi sosialisasi, para peserta juga diberi kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang implementasi kesehatan di pesantren masing-masing. “Halaqoh Kesehatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan standar kesehatan di pesantren, sejalan dengan visi besar untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Dengan generasi yang sehat, berdaya saing, dan berakhlak mulia, diharapkan masa depan Indonesia akan lebih cerah dan kuat,” pesanya.