JOMBANG, (kabarjombang.com) – Pendidikan Agama di Sekolah Dasar (SD) sangatlah penting, karena akan menjadi dasar pembentukan kepribadian anak sejak dini. Namun kenyataannya, sebagai Kota Santri, Jombang masih minim jumlah guru agama untuk Sekolah Dasar, sehingga banyak sekolah yang tidak memiliki guru mata pelajaran tersebut.
Untuk mengisi mata pelajaran agama, pihak sekolah menggunakan tenaga guru honorer yang memiliki basic pendidikan agama. Salah satu contohnya sekolah dasar di Jombang yang tidak memiliki guru agama adalah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sengon II, Kec./Kabupaten Jombang.
Massifah, salah satu guru di SDN Sengon II mengatakan, tidak adanya guru agama terjadi setelah bulan Mei 2015. “Sebelum bulan Mei 2015 lalu, masih ada guru agama yang mengajar di SDN Sengon II, namanya pak Aman. Tapi setelah bulan Mei,beliau sudah tidak mengajar lagi. Nah, sejak itu disini (SDN Sengon II) tidak memiliki guru agama lagi,” papar Massifah, saat dikonfirmasi via ponselnya, Rabu (13/1/2016) siang.
Massifah mengaku, pihak sekolah melalui Kepala SDN Sengon II sudah mengajukan permohonan terkait kosongnya guru Agama, namun belum ada tanggapan. “Setiap ada pelajaran agama, siswa-siswi di sekolah hanya disuruh nulis-nulis saja,” terang Massifah.
Tidak adanya guru agama di SDN Sengon II menimbulkan kekhawatiran bagi kalangan wali murid. Terlebih, beberapa bulan kedepan akan berlangsung ujian nasional (UN). “Kami khawatir jika tidak segera ada guru agama, anak-anak bisa kesulitan menghadapi ujian nasional Mei 2016 mendatang,” ujar Dwi (31), salah satu wali murid.
Terkait persoalan tidak adanya guru agama, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, Priadi mengatakan, salah satu penyebab kurangnya guru Agama di sekolah dasar adalah banyaknya guru agama PNS yang pensiun. “Selain banyak yang pensiun, akhir-akhir ini juga tidak ada rekruitmen CPNS formasi guru agama,” jelas Priadi.
Penyebab itu, lanjut Priadi, tentu saja berimbas kekosongan guru agama di sejumlah sekolah. “Tidak hanya SDN Sengon II saja yang kosong guru agamanya. Ada beberapa sekolah dasar juga tidak ada guru agamanya. Sebagai solusi, guru sukwan atau honorer yang memiliki basic pendidikan agama, diminta untuk mengisi mata pelajaran agama,” pungkas Priadi. (ari)