KABARJOMBANG.COM – Dengan disambut ratusan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Manbaul Ma’arif, Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Calon Gubernur Nomor Urut 2, Saifullah Yusuf, tiba di lokasi, Rabu (9/5/2018), sekitar Pukul 10.00 WIB.
Dengan yel-yel khasnya, Gus Ipul -sapaan akrabnya, tampak menyalami satu persatu santri yang berjejer menyambutnya. Kecerian terlihat dari para santri dan satriwati yang terlihat di lokasi. Namun, dalam pidatonya, Gus Ipul menyampaikan bahwa kedatangannya ke Ponpes Manbaul Ma’arif bukanlah untuk kampanye. Melainkan untuk pulang kampung.
“Saya datang kesini bukan untuk kampanye. Tapi pulang kampung, bersilahturahmi kepada saudara-sauadara di sini, termasuk kepada Bude dan Pakde saya. Sebab, saya pernah menempuh dan tinggal di Ponpes ini, bersama saudara saya Muhaminin Iskandar, Ketua Umum PKB dan saat ini mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden,” ujar Gus Ipul saat pidato menyapa para santri.
Tak sekedar pulang kampung, Saifullah Yusuf dijadwalkan juga membuka pengajian rutin guru dan karyawan di Ponpes Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang.
Dalam kesempatan itu, Gus Ipul juga menyinggung nasib Guru Tidak Tetap (GTT). Pasalnya, sampai saat ini, honor GTT masih minim. Sehingga perlu adanya gagasan solutif untuk persoalan ini.
“Soal GTT, guru swasta yang ngajar di sekolah-sekolah negeri, ini kan ada beberapa protes. inginnya menjadi PNS. Dulu ada proses terus berhenti, proses dan terus berhenti, dan kita masih nunggu proses yang dari Jakarta, soal adanya batasan usia,” kata Gus Ipul.
Meski begitu, lanjutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim memberikan bantuan ke GTT sebesar Rp 750 ribu. Gus Ipul menyadari, setidaknya bantuan tersebut masih jauh dari harapan. Namun, hal itu untuk mengurangi keluhan GTT. “Meski solusi soal GTT belum beres, setidaknya sudah ada solusi,” sambungnya.
Gus Ipul mengatakan, yang perlu diperhatikan dan dicarikan solusi saat ini, adalah guru swasta yang mengajar di sekolah-sekolah swasta, termasuk adanya gagasan berupa penerapan UMG (upah minimum guru swasta).
“Masalahnya kemudian tidak sama kekuatan yayasan atau lembaga. Ini yang perlu dicarikan solusi, sehingga lembaga itu bisa dapat tambahan dana, dan bukan meminta tambahan dana dari orang tua atau wali,” ujar Gus Ipul. (aan/rief)