PLANDAAN, KabarJombang.com – Keluhan petani di Kabupaten Jombang terkait sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi lantaran tak memiliki Kartu Tani, kian hari semakin banyak. Seperti keluhan seorang petani bawang merah di Desa Darurejo, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, yang enggan namanya disebutkan ini.
Ia mengaku hingga saat ini belum memiliki Kartu Tani. Padahal, beberapa warga di desanya sudah mendapatkan Kartu Tani dari pihak desa. Ia menilai pembagiannya belum merata. “Yang bisa beli pupuk yang punya Kartu Tani. Lha saya nggak punya. Sekarang kalau beli wajib pakai Kartu Tani,” keluhnya.
Dia mengaku bingung kalau membeli pupuk bersubsidi lantaran “kartu sakti” itu tak ia miliki. Kendati berbagai upaya sudah dia lakukan. Seperti mengajukan KK dan KTP ke pihak Pemerintah Desa (Pemdes). Dikatakannya, tanaman bawang merahnya saat ini masih memerlukan pupuk, agar hasil panen sesuai harapan.
Sejauh ini, ia mengaku terpaksa gigit jari ketika pupuk bersubsidi mulai dibagikan. Ia juga mengatakan tidak tahu harus mengadu kemana, kala penerima pupuk bersubsidi tersebut hanyalah mereka yang telah memiliki kartu tani.
“Padahal sudah mengajukan KK dan KTP, tapi saya nggak dapat. Hanya yang memiliki karti tani saja. Terus ini disuruh ngajukan lagi ke Lurah, kata tetangga,” paparnya.
Hanya saja, ia tak tahu apakah pengajuan pupuk untuk tanaman padi di sawah seluas banon 500 miliknya itu, dipenuhi atau tidak. Ia juga mengatakan jika membeli pupuk nonsubsidi, sangat mahal dibanding pupuk bersubsidi lewat Kelompok Tani (Poktan). Meski ia pernah mendengar cerita rekannya yang memiliki Kartu Tani, jika prosedur pembelian pupuk cukup ribet.
Dia juga mengaku, beberapa tahun terakhir, ia tidak menerima jatah pupuk bersubsidi di desanya. Ia bahkan mendapat pupuk di luar desanya. Namun, ia tidak bersedia menceritakan alur mendapatkan pupuk bersubsidi itu hingga ia mendapatkan dari luar desanya.
Ia juga mengaku cemas, jika tak segera memiliki Kartu Tani sebagai syarat mutlak mendapatkan pupuk bersubsidi. Sebab, musim tanam padi sudah di depan mata.
“Mau beli pupuk, mengajukan lagi, tapi nggak tau kapan turun. Ya otomatis terancam nggak tanam. Kalau beli pupuk nonsubsidi terlalu mahal, nggak cukup uangnya,” keluhnya.
“Saya inginya beli pupuk dengan mudah, di kelompok tani ada, nggak usah ribet-ribet kayak ini harus Kartu Tani apalah. Intinya jangan dipersulit lah petani,” harapnya memungkasi.