WONOSALAM, KabarJombang.com – Distiribusi bibit pisang jenis mas kirana telah sampai di Wonosalam sejak Kamis (26/11/2020). Namun, pada pengiriman kedua sebanyak 1.000 bibit dari proyek pengadaan bibit pisang yang dimenangkan CV Duta Daud Rp 1,7 Juta itu, terpaksa dikembalikan lantaran tidak sesuai spesifikasi.
Kordinator PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) Kecamatan Wonosalam, Suyikno membenarkan, sekitar 1.000 bibit pisang mas kirana ditolak, karena rusak. Kerusakan itu, salah satunya karena banyak batang bibit pisang yang patah, sehingga dikembalikan ke penyedia jasa/barang.
“Kalau barang bagus kita terima, kalau jelek ya kita tolak. Kemarin kita tolak karena pisang bagian bawah tertimpa saf atasnya. Kan ada tiga saf, nah yang bawah jadinya patah semua,” ungkapnya pada KabarJombang.com, Senin (30/11/2020).
Hari pertama pengiriman, kata dia, sebanyak 130 bibit pisang mas kirana dikembalikan karena kondisinya jelek. “Pengiriman pertama sektiar 130 bibit jelek, ya kita tolak,” paparnya.
Dijelaskanya, spek bibit pisang mas kirana memiliki tinggi minimal 25 hingga 50 sentimeter, serta mempunyai empat daun. Dalam pengiriman itu, katanya, ada juga yang tingginya kurang dari 25 sentimeter.
“Kalau batang kurang dari 25 sentimeter, misalkan 22 sentimeter tapi batangnya kokoh, ya kita terima. Asalkan jumlah daunnya empat dan bentuknya bagus masih kita terima. Kalau orang saklek (pendirian teguh), pasti nggak mau menerima itu,” paparnya.
Menurutnya, jika batang patah dan tidak memenuhi standar atau spek parah bahkan fatal, pihaknya akan tegas menolak. Dan ini terjadi pada 1.000 bibit pada pengiriman kedua. Semuanya, ditolak dan dikembalikan.
Suyikno berharap, bibit pisang mas kirana yang bakal dikirim ke kecamatan lain dalam keadaan bagus. “Kita menolak juga nggak sembarang menolak. Kita tetap koordinasi dengan yang punya. Sehingga kita harus berdiri di tengah dengan menjembatani antara Dinas Pertanian dan kontraktor,” sambungnya.
Ia juga berpesan, agar tidak menerima bibit pisang mas kirana yang dikirim pada malam hari. Ia menyarankan agar pengiriman pada siang, supaya barang yang datang diketahui oleh pihak sopir maupun penerima.
“Pesan saya untuk kecamatan lain harus ada yang mendampingi jika ada pendistribusian oleh PPL. Saya kalau dikirim malam itu takut barang rusak, dan bibit diturunkan secara sembarang. Takut hancur,” pungkasnya.