NGORO, KabarJombang.com – Perubahan cuaca secara ekstrem seringkali menjadi salah satu penyebab tanaman milik petani mudah terkena penyakit.
Namun, hal itu mendorong para petani untuk membuat solusi untuk membuat melakukan langkah mengurangi penyakit pada tanamannya.
Petani milenial Aan Suhanjoyo asal Dusun Bodo Desa Pulurejo Kecamatan Ngoro Jombang mendirikan greenhouse sebagai cara mengatasi tanamannya agar terbebas dari hama dan perubahan cuaca.
“Greenhouse ini sudah berjalan kurang lebih 1 tahun, dengan adanya greenhouse ini tanaman jadi lebih bisa terlindungi dari virus atau hama dan sinar matahari serta hujan yang berlebihan karena greenhouse memiliki pelindung berupa plastik UV polietilena (PE),” paparnya.
Tanaman yang ada di dalam greenhouse lebih memiliki daya tahan pada hama. Sekalipun ada salah satu yang terkena hama, tanaman lainnya tidak akan ikut terkena hama. Hal itu menjadi salah satu kelebihan tanaman yang ada di dalam greenhouse, ketimbang tanaman di luar greenhouse.
“Tanaman di dalam greenhouse lebih aman ketimbang tanaman yang ada di hamparan atau diluar. Ketika satu tanaman diluar yang terkena hama maka akan merembet ke tanaman lainnya, sebab tanaman saling menempel. Sedangkan, di greenhouse tanaman ini kebanyakan diberikan polybag sehingga tanaman tidak saling menempel atau berdekatan dengan tanaman lainnya. Maka potensi Tanaman terkena hama lebih kecil,” jelasnya.
Memang, kendala pembangunan greenhouse terletak pada lahan dan biaya yang dikeluarkan lebih Banyak ketimbang tidak menggunakan greenhouse.
“Kendala utama dari greenhouse ini sebenarnya dana, karena greenhouse milik saya sendiri ketika membuatnya menghabiskan dana kurang lebih Rp 70.000.000 dengan ukuran 100 meteran,” ucapnya.
Ia memperoleh pemahaman terkait cara bertani greenhouse melalui perkembangan teknologi dengan relasi sesama petani milenial.
“Saya mendapatkan pemahaman atau ilmu terkait greenhouse melalui media massa seperti Google atau YouTube. Tentunya relasi sesama petani muda juga turut membantu terkait ilmu penanaman di greenhouse,”jelas Aan Suhanjoyo.
Sementara itu, Aan Suhanjoyo sedang menanam buah melon dengan memanfaatkan greenhouse yang ia bangun. Perbedaan hasil buah melon yang ditanamnya di dalam greenhouse dengan buah yang sudah pernah ia tanam di lahan terbuka. Turut memberikan perbedaan yang signifikan.
“Sebelum saya memiliki greenhouse, sempat menanam buah mentimun emas dan hasilnya tidak bagus karena pengaruh dari cuaca, hama, dan kontur tanah yang tidak bagus. Sedangkan, saat ini saya menanam buah melon di dalam greenhouse. Hasilnya lebih bagus dan lebih optimal, harga per kilo buah melon Rp 15.000 tahun kemarin dengan jumlah 500 tanaman. Jumlah kapasitas tanaman di greenhouse 1.040 tanaman. Sedangkan, Pematangan buah lebih cepat di dalam greenhouse ketimbang di luar greenhouse,”ucapnya.
Langkah kedepannya, ia akan mencoba tanaman cabe, agar ditanam di dalam greenhouse. Tindakan tersebut dilakukannya karena saat ini cabai miliknya terkena hama patek akibat curah hujan yang masih turun hingga saat ini.
“Kedepannya saya mau mencoba tanaman cabai agar ditanam di dalam greenhouse. Namun, saya perlu mempelajari terlebih dahulu tentang cara perawatan, dan media tanamnya,”pungkas Aan Suhanjoyo.