Terkait Postingan Warga Meninggal Dicovidkan, Ini Kata Direktur RSUD Jombang

Direktur RSUD Jombang, dr Pudji Umbaran. (Foto: Dokumen KJ).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com- Postingan di Facebook atas nama akun Raden Mas Santri yang mengeluhkan karena neneknya meninggal diduga dicovidkan oleh pihak RSUD Jombang Rabu (16/12/2020) lalu. Direktur RSUD Jombang, dr Pudji Umbaran, menolaknya.

Dokter Pudji menuturkan, jika setiap pasien yang masuk IGD RSUD Jombang, akan dilakukan triage dan screening Covid-19. Meskipun pasien meninggal dunia dan hasil tes swab PCR nya belum keluar tetap harus menggunakan Prokes Covid-19.

Baca Juga

Dikatakan, semua pasien yang masuk ke IGD RSUD Jombang dilakukan triage dan screening Covid 19. Baik melalui wawancara, pemeriksaan fisik maupun laboratorium dan rontgen.

“Hasilnya menjadi dasar penentuan apakah pasien tersebut termasuk suspek, probable maupun konfirm Covid-19. Sehingga semua penanganan pelayanan kesehatan dengan prosedur Covid 19,” ujar dr Pudji kepada KabarJombang.com melalui pesan WhatsApp, Rabu (16/12/2020).

“Jika pasien meninggal dunia walaupun Swab PCR belum keluar. Maka tetap harus dengan protokol Covid-19. Protokol ini dilakukan untuk melindungi keluarga maupun masyarakat sekitar terhadap potensi penularan,” sambungnya.

Adanya statement jika setiap pasien yang dirawat di RSUD Jombang dicovidkan, pihaknya tidak membenarkan. Dikatakan, karena setiap pasien dalam penerapan statusnya berdasarkan dengan fakta ketika pasien dilakukan screening.

“Jadi tidak ada yang namanya dicovid kan. Semua penetapan status adalah didasarkan fakta saat pasien dilakukan screening,” katanya

Saat ditanya kenapa hasil swab keluarnya lama, pihaknya mengaku jika saat ini reagen untuk extrasi bahan swab habis dan dijanjikan penyedia Kamis (17/12/2020) hari ini akan dikirimkan ke RSUD Jombang.

“Saat ini reagen untuk extraksi bahan swab sedang habis, dijanjikan oleh penyedia Kamis reagen akan dikirimkan ke RSUD Jombang,” tandasnya.

Sebelumnya, keluhan tersebut dituliskan akun FB bernama Raden Mas Santri tersebut dibagikan melalui group Info Lantas dan Kriminal Jombang dengan durasi waktu 7 jam yang lalu.

Postingan tersebut memantik 5,9 ribu mulai dari like hingga beragam emotikon lain. Dengan 206 kali dibagikan dan 3,5 ribu komentar.

Ia bercerita sekaligus mengeluhkan kronologi neneknya meninggal Minggu neneknya kritis kemudian dibawa ke Puskesmas Mayangan, Jogoroto,  hingga dirujuk ke RSUD Jombang.

Pada hari Senin neneknya tetap tidak sadarkan diri alias kritis dan dokter yang menangani neneknya memvonis jika pasien terinfeksi jantung.

Tidak berhenti disitu, pada hari Selasa neneknya dinyatakan meninggal dunia dan dokter yang menangani pasien mengatakan jika neneknya meninggal karena terkonfirmasi Covid-19, sementara hasil tes tersebut belum keluar.

Pihak keluarga Raden Mas Santri juga sempat mengelak dan tidak terima atas meninggalnya neneknya untuk dimakamkan secara Prokes. Namun, pihaknya mengaku kalah dan terpaksa menerima agar neneknya dimakamkan secara Prokes.

Kekecewaan yang ia terima pun berlipat ganda karena ia merasa dikucilkan oleh para tetangga dan teman-temannya. Hingga sikap menagih dari pemerintah setempat terkait bansos juga ia keluhkan.

Ia juga protes, terkait neneknya meninggal karena Covid-19 karena hingga saat ini pihak keluarga dan dirinya masih tetap baik dan sehat.

“Kecewa dengan pelayanan di RSUD Jombang. Kenapa setiap orang yang sakit dan dibawa kesana lalu meninggal disana, dicoronakan,” ungkap foto tulisan Raden Mas Santri, Rabu (16/12/2020).

Namun, setelah tim KabarJombang.com berupaya melakukan konfirmasi ke pihak terkait atas nama akun Raden Mas Santri, hingga saat ini pihaknya belum ada respon.

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait