Tak Gubris Satpol PP, Pabrik Pengolahan Limbah Telur di Temuwulan Jombang Nekat Beroperasi

Limbah, Pencemaran limbah, Berita Jombang, Limbah Pabrik, Jombang
Pabrik pengolahan limbah telur milik Kades Totok di Desa Temuwulan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.Pabrik ini tetap beroperasi kendati sudah diminta berhenti oleh Satpol PP, Kamis (2/9/2021).KabarJombang.com/Fa'iz/
  • Whatsapp

PERAK, KabarJombang.com – Pabrik pengolahan limbah telur di Desa Temuwulan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang hingga kini masih terus beroperasi. Kendati pabrik milik kepala desa (Kades) itu sudah diminta untuk tidak beraktivitas sebelum adanya perbaikan pengelolaan dari Satpol PP.

Pantauan KabarJombang.com, hingga Kamis (2/9) kemarin pabrik milik Kades Temuwulan, Totok Joko Purnomo itu masih terus beraktivitas. Kendati keberadaan pabrik tersebut dikeluhkan warga desa tetangga. Lantaran pabrik tersebut mengeluarkan bau busuk yang sangat mengganggu saat beroperasi.

Baca Juga

“Terus beroperasi, tadi malam saja masih tetap. Karena income (pendapatan) kepada desa itu berdampak banyak positifnya. Makanya itu tetap berjalan, dan pendapatan masuk ke desa itu sudah tidak umum. Karena itu saya kelola memang untuk desa saya,” ujar Totok saat dikonfirmasi KabarJombang.com, Kamis (2/9/2021) kemarin.

Totok berdalih, keberadaan pabrik pengolahan limbah telur miliknya tak hanya memberikan pendapatan bagi Desa Temuwulan saja, melainkan juga Desa Cangkringrandu, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.

“Tak hanya desa saya saja yang menikmati hasilnya, dari income yang dimaksud itu juga didapat oleh Desa Cangkringrandu juga sekitar Rp 70 juta tiap tahunnya. Kalau di desa saya ini bisanya sekitar Rp 100 juta lebih,” katanya saat ditemui di Balai Desa Temuwulan, Perak, Jombang.

Sementara terkait dengan bau busuk yang dikeluarkan saat pengolahan limbah telur dan itu dikeluhkan warga dari sekitar desa tetangga, Totok hanya menjawab jika hal tersebut hanya bersifat sementara. Menurutnya bau itu keluar saat terjadi proses pengolahan limbah sa.

“Pengolahannya itu tidak setiap hari, hanya di waktu kakting aborsi saja. Namun dampak positifnya itu sangat terlihat, ketika masih ada warga yang tidak menerima bantuan dari pemerintah, ya dari desa langsung disalurkan. Memang masih ada warga yang berkeluh kesah soal bau, tapi itu hanya sebentar saja saat kakting yang tadi itu,” kelit Totok.

Lantas dengan belum adanya izin soal pendirian pabrik, Totok menyatakan jika hal itu tidak perlu dipersoalkan. Ia pun menyatakan tidak bakal keder kendati aparatur pemerintah daerah turun ke lokasi dan melakukan penutupan. Totok berdalih pabrik pengolahan limbah telur miliknya memberikan manfaat bagi warga.

“Mau siapa saja yang sudah turun saya biasa saja, mau soal (Dinas) Perizinan sudah turun, Satpol sudah turun, DPRD sudah turun, saya akan jawab realitanya seperti apa. Maupun keluar informasi seperti apapun, saya tidak pernah menanggapi. Karena ini sangat pengaruh baik bagi warga dan desa ini, begitu saja,” kata Totok.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait