DIWEK, KabarJombang.com – Suara gelegarnya sound-sound horeg yang berlangsung Minggu (29/9/2024) hingga pukul 02.00 WIB dini hari, di Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Jombang membuat warga banyak yang menyesalkan peristiwa tersebut.
Salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya saat melapor pada KabarJombang.com, mengaku merasa tidak nyaman dengan suara sound-sound yang berlangsung hingga larut dini tersebut. Sumber tersebut sangat menyayangkan kejadian itu, ia merasa prihatin, apalagi bagi orang yang punya bayi, pasti merasa terganggu.
Kepala Desa Bandung, Anang Fauzi saat ditemui KabarJombang.com mengatakan, pihak Pemerintah Desa (Pemdes) tidak pernah mengadakan acara sound-sound horeg. Yang ada, menurutnya adalah karnaval kirab budaya, yang ada tata cara, dan peraturannya.
“Sifatnya lomba karnaval, kalau sound itu hanya pendukung dan keinginan warga saja, jadi kita tidak bisa menolak dan menghalangi keinginan warga dan peserta. Biayanya juga dari peserta, mereka melakukan iuran antar warganya, jadi menurut kami, itu ya terserah mereka,” ungkap Anang Fauzi.
Pihaknya mengaku, hanya mengadakan karnaval kirab budaya yang dilombakan. Menurutnya, lomba tersebut yang dinilai adalah kreativitas, penampilam, yang harus sesuai dengan tema.
“Jadi kami tidak pernah mengadakan, acara sound-sound horeg seperti yang dikabarkan masyarakat. Untuk masalah keluhan masyarakat, akibat dari dampak sound horeg tersebut, saya sendiri sebenarnya juga terganggu dengan kerasnya suara tersebut. Tapi mau bagaimana lagi, sound tersebut juga dipakai untuk mengiringi penampilan mereka,” ujarnya.
“Saat acara berlangsung, selain juga maaf, dan saya menyadari pasti ada yang terganggu. Akan tetapi disisi lain juga banyak yang terhibur, perputaran ekonominya di kalangan pedagang dan UMKM juga beerjalan. Rias dan penyewaan baju juga laku, dan sebagainya,”lanjut Anang.
Agenda karnaval ini menurutnya, merupakan agenda rutin tahunan yang sudah berjalan dua tahun, di tahun kemarin dan tahun ini. Tujuan diadakanya karnaval ini, menurut Anang yakni untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI yang ke-79.
“Jadi, dalam karnaval ini harus ada tema, dan penampilan yang sesuai dengan tema yang diajukan. Kami juga telah menyiapkan juri bersertifikasi yang menilai pertunjukan dari para peserta karnaval. Jadi acara kemarin tersebut bukan acara sound-sound horeg, melainkan pawai budaya yang dilombakan,” terangnya.
Pihaknya mengaku juga sudah izin ke pihak Koramil, Polsek, untuk penutupan jalan dan sudah ada rekayasanya, di sosial media juga sudah tersebar.
“Untuk izin kami sampaikan, penutupan jalan mulai pukul 12.00 WIB dan acara dimuali pada pukul 13.00 WIB sampai selesai. Kalau menurut jadwal, kami selesai sekitar pukul 22.00 WIB, mengapa bisa lama, karena memang banyaknya jumlah peserta,” jelas Anang.
Anang mengaku, pihak Pemdes sudah membatasi, karena antusias warga yang sangat tinggi. Maka pihaknya tidak bisa menghalangi. Menurutnya, total ada 20 kelompok yang mengikuti karnaval, tapi tiap kelompoknya anggota yang ikut karnaval sangat banyak jumlahnya.
“Sebenarnya kita maunya juga jam 20.00.WIB selesai, tapi pada kenyataannya kami tidak bisa menghentikan peserta yang masih jalan dan belum selesai tersebut,” tandasnya.
“Kalau masalah keluhan, menurut saya wajar, tapi menurut saya jumlah orang yang mengeluh, sama orang yang senang tidak sebanding,” pungkas Anang.