Satu Pelajar di Jombang Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Isak Tangis Iringi Pemakaman

Prosesi pemakaman jenazah Irsyad tadi sore diantarkan para warga sekitar.(Anggit)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah laga Derby Jawa Timur, Arema FC kontra Persebaya Surabaya pada lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Tragedi tersebut menimbulkan luka mendalam bagi Muhammad Arif (49).

Hal itu lantaran, anaknya menjadi salah satu korban dari kerusuhan yang terjadi usai laga panas lanjutan pekan ke 11 Liga 1 yang mempertemukan antara Arema melawan Persebaya.

Baca Juga

Muhammad Irsyad Arjuneh Warga Dusun Menung Lor, Desa Sumbernongko, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, yang saat ini sedang duduk di bangku kelas 12 SMK Kudu, harus meregang nyawa usai menonton langsung laga Derby Jatim tersebut.

“Berangkat ke Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang itu tiga orang bersama dua kakak sepupunya yakni Haikal dari Tulungagung kelas 10 SMA dan Astrid dari Malang kelas 11 SMA. Irsyad berangkat ke Malang dari Jombang berdua dengan adiknya,” ucap Arif saat diwawancarai wartawan di rumahnya pada Minggu (2/10/2022).

Saat itu, Irsyad yang berangkat bersama adiknya, itu hanya masuk sendiri bersama dua kakak sepupunya, sang adik tidak dapat masuk karena memang kehabisan tiket.

“Terus dia konfirmasi, saya dimintai bantuan kakaknya perempuan di Tulungagung ingin lihat pertandingan. Karena tidak mampu beli tiket, jadi dia (Irsyad) telpon saya untuk minta dikirimi uang buat nonton pertandingan Arema di Malang,” katanya.

Irsyad sendiri berangkat ke Malang dengan adiknya ke sekitar Sabtu pagi pukul 08.30 WIB. Mengetahui hal itu, Arif lalu melakukan komunikasi dengan keponakannya. Dan keponakannya tersebut menyuruh untuk berangkat pada sore hari.

“Setibanya di stadion, masuk itu sekitar Maghrib di tribun 12. Maksud awalnya disuruh masuk lewat loket 3. Tapi karena sudah di tribun 12 jadi menontonnya di sana. Akhirnya ketika sudah disana saat kejadian kerusuhan, ada hujan gas air mata di tribun 12,” ujarnya.

Arif menjabarkan, karena kondisi stadion saat itu masih sangat padat, berdesakan dan pintu ditutup. Akhirnya anaknya dan dua kakaknya terinjak-injak karena berdesakan ingin keluar.

“Yang ditemukan lebih dulu yakni kakaknya yaitu Haikal dan Astrid. Saat itu Irsyad belum diketemukan, baru ditemukan itu sekitar jam 2-3 subuh di rumah sakit Wafusada, Kepanjen Malang dalam kondisi kritis,” jelasnya.

Mengetahui hal itu, ia pun langsung bergegas untuk menuju Kepanjen Malang sendirian untuk menengok keadaan putranya tersebut. “Saat kejadian itu, karena tidak bisa dikontrol oleh para kakaknya kondisi di stadion sudah chaos, akhirnya kejang di lokasi,” ungkapnya.

Jenazah Irsyad sendiri tiba di rumah duka sekitar pukul 16.00 WIB dan langsung dikebumikan di daerah tempat ia tinggal di Desa Sumbernongko. Para warga mengantarkan jasad Irsyad ke tempat peristirahatan terakhir. Isak tangis dari keluarga juga mengiringi kepergian untuk selamanya.

Untuk diketahui, laga Derby Jatim sendiri dimenangkan eh Persebaya dengan skor 3-2 atas Arema. Para suporter Arema yang tidak puas dengan hasil tim kesayangannya itu menyerbu lapangan. Suporter dan pihak kepolisian saling serang, berujung tembakan gas air mata.

Dilansir dari Detik.com, pada Minggu (2/10/2022) per pukul 15.00 WIB tercatat 174 korban jiwa meninggal dunia di Tragedi Kanjuruhan. Ada delapan rumah sakit dan Puskesmas yang jadi rujukan untuk merawat korban yang masih alami luka ringan dan berat.(Anggit) 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait